Jakarta(MedanPunya) Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diprediksi akan naik tahun ini. Hal ini karena sejalan dengan dampak tapering yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir mengungkapkan perbankan juga sudah mulai menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi kebijakan tersebut.
Misalnya BNI akan mengoptimalkan dana berbiaya murah atau current account saving account (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor ekonomi unggulan.
“Sebagai dampak tapering AS kami proyeksi suku bunga acuan BI akan naik 3,5%-4% tahun ini,” kata dia dalam konferensi pers paparan kinerja, Rabu (26/1).
Silvano mengungkapkan BNI juga mengantisipasi kenaikan laju inflasi. Angka inflasi ini diperkirakan meningkat pada kisaran 2%-4%. Di sisi lain, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi juga terus berlangsung. Kondisi ini didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi.
“Implikasi dari kedua hal ini adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik,” jelas dia.
Silvano mengungkapkan pada 2021 kredit korporasi membukukan pertumbuhan yang positif, ditopang oleh beberapa sektor ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang positif antara lain manufacturing, konstruksi, FMCG, transportasi, dan telekomunikasi.
“Pada tahun ini, kami tetap konsisten untuk ekspansi pada sektor resilience dan sustainable seperti FMCG, Telekomunikasi, dan lainnya. Strategi BNI pada segmen kredit korporasi tersebut antara lain melalui ekspansi kredit yang selektif dengan Fokus pada Top Tier korporasi di industri yang resilience dan sustainable serta memberikan solusi perbankan yang komprehensif kepada client,” jelas dia.***dtc/mpc/bs