Jakarta(MedanPunya) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang RI masih surplus. Surplus terjadi karena nilai ekspor pada Juli ini lebih tinggi dari impor.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, ekspor pada Juli secara bulanan turun 2,20 sebesar US$ 25,57 miliar. Namun meski begitu, ekspor masih naik secara year on year.
“Secara year on year terjadi peningkatan sebesar 32,03%,” dalam konferensi pers.
Penurunan ekspor secara bulanan, lanjut Setianto, disebabkan oleh turunnya ekspor non migas yang ditopang oleh ekspor besi dan baja yang turun 11,51%, timah turun 54% nikel turun 15,53%.
Sementara itu, nilai impor pada Juli 2022 sebesar US$ 21,35 miliar. Secara persentase meningkat 1,64% dibanding bulan lalu.
“Kalau kita bandingkan dengan periode yang sama dengan periode lalu Juli 2022 dengan Juli 2021. secara total impor kita US$ 21,35 miliar US$ ini meningkat 39,86% dibandingkan Juli 2021 secara yoy yang nilainya US$ 15,26 miliar.
Dengan begitu, nilai ekspor pada Juli 2022 masih lebih tinggi dibandingkan impor. Maka, surplus perdagangan RI pada Juli ini mencapai US$ 4,22 miliar. Itu berarti RI sudah 27 bulan berturut-turut mengalami surplus neraca perdagangan.
Data Surplus Neraca Perdagangan Indonesia:
Januari 2021 surplus US$ 2 miliar
Februari 2021 surplus US$ 2,01 miliar
Maret 2021 surplus US$ 1,57 miliar
April 2021 surplus US$ 2,19 miliar
Mei 2021 surplus US$ 2,36 miliar
Juni 2021 surplus US$ 1,23 miliar
Juli 2021 surplus US$ 2,59 miliar
Agustus 2021 surplus US$ 4,74 miliar
September 2021 surplus US$ 4,37 miliar
Oktober 2021 surplus US$ 4,3 miliar
November 2021 surplus US$ 3,51 miliar
Desember 2021 surplus US$ 1,02 miliar
Januari 2022 surplus US$ 0,93 miliar
Februari 2022 surplus US$ 3,82 miliar
Maret 2022 surplus US$ 4,53 miliar
April 2022 surplus US$ 7,56 miliar
Mei 2022 surplus US$ 2,9 miliar
Juni 2022 surplus US$ 5 miliar
Juli 2022 surplus US$ 4,22 miliar.
***dtc/mpc/bs