Langkat(MedanPunya) Santriwati di Langkat, NW (14), diduga mengalami pelecehan seksual oleh pemilik pondok pesantren berinisial K (34). NW disebut mengalami trauma karena kejadian itu.
“Setiap ditanyakan tentang kejadian itu, anak saya kayak takut gitu,” kata orang tua dari NW, A (41), Selasa (12/9)
NW disebut merasa jijik jika mengingat peristiwa itu. Meski begitu, kondisi dari NW kini disebut mulai membaik.
“Dia merasa geli dan jijik kalau mengingat kembali peristiwa tersebut. Tapi ya kondisi psikologinya sudah berangsur membaik,” sambungnya.
A menerangkan saat ini putrinya sudah tidak lagi sekolah di pondok pesantren tersebut. Korban sudah di pindahkan ke pondok pesantren lain.
“Dia takut kalau bertemu dengan pelaku. Jadi, saya pindahkan ke ponpes lain,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang staf di Unit Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Langkat, Malahayati mengatakan orang tua korban mengadukan pelecehan seksual itu beberapa waktu lalu. Korban NW (14) masih duduk di bangku SMP.
“Berdasarkan pengaduan korban, pelecehan seksual dilakukan oleh pemilik pesantren berinisial K (35). Pelaku ini juga sebagai guru,” kata Malahayati kepada detikSumut, Minggu (10/9).
Diketahui korban mengalami pelecehan seksual pada Minggu (20/8) sekitar pukul 11.00 WIB di pesantren tersebut. Pelaku diduga meraba beberapa bagian tubuh korban, seperti kaki, tangan, dan betis.
Berangkat dari peristiwa itu, orang tua korban membuat laporan ke Polres Langkat. Hal itu ditandai dengan nomor laporan: LP/B/466/IX/2023/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, pada 5 September 2023.
“Langkah ke depan, kami akan melakukan pendampingan psikologi kepada korban. Ini dia masih belum masuk sekolah. Ia tentu ada traumatik yang dialami korban,” ungkapnya.***dtc/mpc/bs