Paris(MedanPunya) Direktorat Intelijen Militer Perancis (DRM) pada Jumat (20/10) menyebut, terjadinya ledakan di sebuah RS di Gaza bukan disebabkan oleh serangan rudal Israel.
Menurut mereka, ledakan tersebut kemungkinan besar melainkan disebabkan oleh roket Palestina.
Para pejabat Palestina mengatakan sebanyak 471 orang tewas dalam ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi pada Selasa (17/10).
Terkait insiden itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyalahkan serangan udara Israel, sementara Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh peluncuran roket yang gagal oleh militan.
“Tidak ada yang memungkinkan kami untuk mengatakan bahwa itu adalah serangan Israel, tapi kemungkinan besar (skenario) yang paling mungkin adalah roket Palestina yang mengalami insiden penembakan,” kata DRM.
Pandangan Intelijen Militer Perancis ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Amerika Serikat (AS).
Sebuah laporan intelijen AS yang tidak dirahasiakan yang dilihat oleh Reuters pada Kamis (19/10) mengungkap, bahwa mereka menilai Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan RS di Gaza tersebut dan memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 100-300 orang.
Menurut DRM, kawah yang muncul di kompleks RS terlalu kecil untuk disebabkan oleh rudal Israel.
“Hipotesis yang paling mungkin adalah roket Palestina, yang meledak dengan muatan sekitar 5 kilogram,” kata DRM kepada para wartawan.
Mereka menambahkan bahwa kelompok-kelompok Palestina memiliki roket berkaliber kecil dengan daya ledak seperti itu.
DRM biasanya tidak merilis informasi semacam itu.
Namun atas instruksi Presiden Perancis Emmanuel Macron, DRM memutuskan untuk mempublikasikan temuannya karena adanya perbedaan pendapat mengenai siapa yang bertanggung jawab.
Laporan tersebut mengesampingkan berbagai kemungkinan, termasuk pecahan dari sistem pertahanan udara Iron Dome Israel atau rudal yang dicegat sebagai penyebabnya.
Sebagian analisis didasarkan pada materi sumber terbuka mulai dari kerusakan struktural ringan di rumah sakit, termasuk beberapa jendela yang pecah, beberapa kendaraan yang hancur dan relatif terbatasnya barang-barang milik warga sipil di lokasi ledakan.
DRM tidak dapat memberikan titik keberangkatan yang tepat dari roket yang gagal tersebut dan tidak menyalahkan kelompok tertentu.
DRM menolak untuk memperkirakan jumlah korban tewas, tetapi mengatakan bahwa kemungkinan kurang dari 471 orang mengingat dampaknya.***kps/mpc/bs