Binjai(MedanPunya) Beras Bulog kemasan Stabilisasi Pasokan dengan Harga Pangan (SPHP) yang dituding memiliki kandungan plastik di Kota Binjai, akhirnya terungkap.
Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech mengumumkan hasil pengujian terhadap sampel yang dituding masyarakat Kota Binjai diduga beras plastik, hasilnya dinyatakan negatif.
Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Zuhatta Mahadi menyatakan, pihaknya sudah menerima hasil uji analisis laboratorium.
“Ya kami sudah menerima tembusan hasil uji analisis laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech,” ujar Zuhatta, Rabu (25/10).
Lanjut Zuhatta, Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech yang berlokasi di Bogor menerima sampel beras yang dikirim penyidik Polres Binjai pada 16 Oktober 2023.
Kemudian dilakukan pengujian dengan berbagai parameter hingga 23 Oktober 2023.
Adapun parameter dimaksud yakni, uji fisika terdiri dari uji hancur, uji leleh dan uji terapung.
Kemudian uji profil plastik yang terdiri dari polyethyleneterephtalate (PET), polypropylene (PP), high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE).
“Kesimpulannya, berdasarkan hasil pengujian beras memenuhi standar beras negatif, tidak mengandung plastik sesuai parameter pengujian tercantum,” ucap Zuhatta.
Sebelumnya, Kantor Bulog Cabang Medan, mendukung penuh langkah Pemerintah Kota Binjai dan kepolisian melakukan uji kualitas, soal beras yang diduga memiliki kandungan plastik yang beredar viral di media sosial.
“Terkait rencana untuk dilakukan uji kualitas, kami mendukung untuk memastikan kembali bahwa beras yang kami salurkan tidak mengandung unsur plastik,” ujar perwakilan Kantor Bulog Cabang Medan, Matius Prananta Sitepu saat memberikan keterangan persnya di Kantor Wali Kota Binjai, Selasa (10/10) kemarin.
Lanjut Matius, terkait permasalahan beras yang beredar di masyarakat dapat ia jelaskan, jika beras yang tersedia di Bulog saat ini dari importasi yang merupakan penugasan dari pemerintah.
Adapun negara pengirim beras yang tersedia sekarang di gudang Bulog Cabang Medan yaitu berasal dari Vietnam, Thailand, India dan Pakistan serta Myanmar.
Bahkan Matius menambahkan, terkait proses penerimaan importasi yang diterima, proses pemeriksaan kualitas beras diakuinya sudah cukup ketat.***trb/mpc/bs