Manchester(MedanPunya) Manchester City menegaskan dominasinya atas Manchester United lewat kemenangan telak di Old Trafford. Pep Guardiola mengungkap rahasia City kini berkuasa.
Kemenangan telak 3-0 Man City atas MU di Old Trafford, Minggu (29/10) malam WIB kemarin, mengonfirmasi lebih jauh kedua tim. Sepasang gol dari Erling Haaland dan gol dari Phil Foden membenamkan ‘Setan Merah’ di kandang sendiri.
Itu adalah kemenangan keenam yang direbut Manchester City dalam sembilan pertemuan terakhir kontra Manchester United, dengan cuma dua kekalahan yang ditelan. Itu menjadi semacam simbol bagaimana dua klub sekota ini menjalani nasib berbeda.
Dalam 10 musim terakhir, atau sejak MU ditinggalkan Sir Alex Ferguson, Man City menguasai Premier League lewat enam trofi. Mereka juga meraih 12 gelar lainnya dalam periode tersebut, termasuk tiga yang diraih sekaligus alias treble pada musim kemarin.
Dalam rentang yang sama, MU mengalami periode kering trofi dan cuma memenangi empat gelar. Manajer Man City Pep Guardiola tak menyangka klubnya akan sedemikian dominan atas MU dan mengungkap apa yang menjadi kunci kebangkitan tim.
“Saya sudah bilang berkali-kali, kami berjalan ke arah yang sama. Chairman, CEO, direktur keolahragaan, manajer, dan para pemain. Kami menuju satu titik. Salah atau benar enggak masalah, pokoknya kami ke sana,” ujarnya.
“Kami tentu saja membuat kesalahan-kesalahan. Saat kami kalah atau situasinya enggak baik, kami enggak menyalahkan seseorang. Situasinya adalah ‘Enggak apa-apa, kita harus lebih baik lagi. Apa yang terjadi? Lawan membaik, kita memburuk, yang harus kita lakukan adalah menemukan solusi’. Itu bagus.”
“Begitulah kami bekerja sejak hari pertama. Musim pertama kami tidak juara, saya enggak dapat komplain dari chairman, sama sekali enggak. Dia mendukung saya tanpa syarat. Saya ingat saat kalah final Liga Champions dari Chelsea, kami sangat terpuruk, saya juga.”
“Chairman bilang ‘kita akan memenanginya, cepat atau lambat. Apalagi yang perlu kita lakukan ke depannya? Ayo, mari bergerak’. Klub mengandalkan saya, para pemain tahu saya mengandalkan mereka.”
“Ketika itu terjadi, kami tak terlalu gembira berlebihan saat menang dan tidak dramatis saat kalah. Yang terjadi adalah, oke, ini pertandingan sepakbola, apa yang perlu dilakukan agar lebih baik. Saya rasa, itulah sebabnya organisasi klub ini sangat stabil,” ujar Guardiola.
Manchester United sendiri dalam beberapa musim terakhir mendapatkan tekanan besar dari para suporternya sendiri. Mereka menuntut Keluarga Glazers selalu pemilik untuk hengkang karena merasa hanya menjadikan klub sebagai sapi perah.***dtc/mpc/bs