Tel Aviv(MedanPunya) Militer Israel telah menuntaskan penyelidikan atas pembunuhan tidak disengaja terhadap tiga sandera di Jalur Gaza pada pertengahan Desember ini. Dinyatakan militer Israel bahwa insiden itu sebenarnya bisa dicegah, namun tidak ada sanksi disiplin yang diambil terhadap tentara-tentaranya karena “tidak ada niat jahat”.
Ketiga sandera Israel yang diidentifikasi bernama Alon Shamriz, Yotam Haim dan Samer El-Talalqa — semuanya berusia 20-an tahun — itu tewas ditembak oleh tentara-tentara Israel di distrik Shejaiya, Gaza City, pada 15 Desember lalu.
Mereka ditembak setelah keluar dari salah satu gedung dengan bertelanjang dada, melambaikan bendera putih, dan berteriak dalam bahasa Ibrani meminta agar tentara Israel tidak menembak mereka.
Dua sandera tewas seketika di lokasi, sedangkan satu sandera lainnya kembali berlari masuk ke dalam gedung.
Seorang komandan pasukan Israel yang ada di lokasi memerintahkan para tentara menahan tembakan mereka. Namun ada dua tentara, yang tidak mendengar perintah itu karena “kebisingan” akibat “suara tank di dekatnya”, melepas tembakan ketika sandera ketiga muncul untuk kedua kalinya dari gedung tersebut.
“Ketiga korban penculikan itu tidak bergerak dengan sikap mengancam dan memegang bendera putih,” sebut laporan penyelidikan militer Israel dalam kesimpulannya.
“Kepala Staf menyatakan bahwa cedera pada korban-korban penculikan itu sebenarnya bisa dicegah. Bersamaan dengan itu, Kepala Staf mengklarifikasi bahwa tidak ada niat jahat dalam insiden tersebut, dan para tentara melakukan tindakan yang benar sesuai pemahaman mereka soal insiden tersebut pada saat itu,” tegas laporan penyelidikan militer Israel tersebut.
Laporan itu juga menyebut bahwa Kepala Staf Jenderal Israel Herzi Halevi, yang pernyataannya disertakan dalam laporan tersebut, telah “menekankan pentingnya mematuhi prosedur operasional standar”.
“Dalam situasi di mana tidak ada ancaman langsung dan identifikasi musuh tidak jelas, perlu adanya pemeriksaan sejenak sebelum menembak, jika ada kesempatan,” sebut Halevi.
Tewasnya ketiga sandera itu mengguncang publik Israel. Penyelidikan mendapatkan bahwa tidak ada informasi intelijen yang menunjukkan keberadaan para sandera ditahan di gedung-gedung di distrik Shejaiya yang menjadi lokasi baku tembak sengit antara pasukan Israel dan petempur Hamas.
Militer Israel menyebut ada rekaman yang menunjukkan para sandera melepas baju mereka dan salah satunya mengibarkan bendera putih, namun ketiganya baru diidentifikasi sebagai sandera setelah jenazah mereka diperiksa.
Teriakan minta tolong dari para sandera juga disalahartikan sebagai tipuan militan Hamas yang berupaya mengelabui tentara Israel agar masuk ke gedung tersebut.
“IDF (Angkatan Bersenjata Israel-red) gagal dalam misinya menyelamatkan para sandera dalam peristiwa ini. Seluruh rantai komando merasa bertanggung jawab atas peristiwa sulit ini, menyesali hasil ini, dan berbagai kesedihan dengan keluarga ketiga sandera,” ucap Halevi dalam pernyataannya.***dtc/mpc/bs