Gaza(MedanPunya) Perempuan Palestina dilaporkan alami pemerkosaan oleh tentara Israel sebelum akhirnya tewas dibunuh. Aksi kejam ini dilakukan tentara Israel di hadapan keluarga korban.
Seorang perempuan Palestina menceritakan kejadian mengerikan setelah pasukan militer Israel menggerebek rumah sakit Al-Shifa di Gaza pekan lalu, dan mengatakan bahwa tentara Israel memperkosa perempuan Palestina sebelum membunuh mereka.
Jamila Al-Hisi, seorang saksi mata yang dikepung di kompleks medis dan berhasil keluar, mengatakan bahwa perempuan Palestina telah menjadi sasaran pemerkosaan, penyiksaan, dan eksekusi di luar hukum.
Dia mengatakan bahwa pasukan Israel telah “memaksa 65 keluarga meninggalkan daerah sekitar Kompleks Medis Al-Shifa sambil membakar dan membunuh seluruh keluarga.” Menurut Jamila, tentara Israel telah membakar sebuah bangunan tempat warga sipil Palestina berlindung.
“Kami bahkan tidak punya air untuk berbuka puasa, dan kami tidak tahu ke mana harus pergi,” kata Jamila, seraya menekankan bahwa para pengungsi di kompleks tersebut belum mendapatkan makanan atau air selama enam hari.
Jamila menambahkan bahwa anak-anak dan orang sakit terpaksa minum air kotor dan makan makanan busuk di tengah gempuran serangan Israel.
Pada Senin (18/3), pasukan Israel yang bersenjata lengkap menyerbu rumah sakit Al-Shifa menggunakan tank dan drone.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sekitar 3.000 orang berada di dalam Al-Shifa untuk mencari perlindungan dan mereka yang mencoba keluar menjadi sasaran penembak jitu dan tembakan dari helikopter.
Sejak militer Israel menggerebek rumah sakit tersebut minggu lalu, berbagai laporan menunjukkan adanya kekejaman yang “tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata” yang dilakukan terhadap para dokter, perawat, dan staf umum serta ribuan pengungsi di sana.
Israel telah mengakui mengeksekusi 140 orang di dalam Al-Shifa, termasuk paramedis, pasien dan orang-orang yang terluka sementara pengepungan masih berlangsung setelah tujuh hari dengan penangkapan massal.
Sementara itu, sekelompok aktivis Palestina menyebarkan cerita mengejutkan tentang tentara Israel yang memperkosa seorang perempuan hamil di rumah sakit Al-Shifa.
Seorang aktivis Watan-Palestina menceritakan kembali perkataan suami dari seorang istri yang diperkosa oleh pasukan Israel.
“Mereka memerintahkan dia untuk membuka pakaian dan mulai memukulinya… Dia [istri] mengatakan kepada militer bahwa dia sedang hamil lima bulan, meminta untuk tidak dipukuli, namun mereka terus memukulinya,” ungkapnya.
“Setelah beberapa jam, mereka mengambil semua perempuan, kecuali perempuan hamil dan anak-anaknya… Mereka membawanya ke depan suami dan anak-anaknya dan memperkosanya, memerintahkan para pria untuk tidak menutup mata atau mereka akan ditembak,” lanjutnya.
Pengakuan serupa tentang kekejaman tentara Israel terhadap perempuan Palestina diungkapkan oleh seorang dokter asal Kanada yang melakukan pekerjaan sukarela di Gaza.
Profesor Kedokteran Klinis Dr Aliya Khan mengatakan kepada Middle East Monitor bahwa perempuan Palestina mengalami pelecehan seksual oleh pasukan Israel di depan keluarga mereka. Bahkan, ada seorang perempuan diperkosa selama 2 hari yang membuatnya sampai tidak dapat berbicara.
“Perempuan di Gaza diperkosa dan hal ini tidak diselidiki atau dilaporkan,” kata Khan. “Tidak ada seorang pun yang membicarakan hal ini di media Barat.”
Menurut penuturan Khan, paramedis memberi tahu dokter bahwa seorang perempuan diperkosa selama dua hari hingga dia kehilangan kemampuan berbicara. Perempuan lain di Rumah Sakit Nasr ditelanjangi oleh tentara Israel di depan suami dan saudara laki-lakinya.
Ketika salah satu dari suami atau saudara korban membuka pakaian untuk menutupi tubuh korban, tentara Israel membunuh saudara laki-laki dan suaminya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas sejak serangan Israel pada 7 Oktober telah melampaui 32.000, setengahnya adalah bayi dan anak-anak.
PBB melaporkan bahwa 1,9 juta warga sipil di Gaza terpaksa mengungsi. Sekitar 75 persen penduduknya menghadapi kelaparan dan tidak memiliki akses terhadap air bersih. Selain itu, UNICEF telah melaporkan anak-anak meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi.***beauty/mpc/bs