Pyongyang(MedanPunya) Untuk pertama kalinya sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan tahun 2011 lalu, rakyat Korea Utara (Korut) diminta mengucapkan sumpah setia pada hari ulang tahun pemimpin mereka.
Laporan soal ‘kado’ sumpah setia rakyat Korut untuk Kim Jong Un itu disampaikan oleh sebuah institut penelitian Korea Selatan (Korsel), Institut Pembangunan Selatan dan Utara (SAND). Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen soal sumpah setia rakyat Korut itu.
Namun SAND meyakini bahwa sumpah setia itu disampaikan rakyat Korut pada hari yang diyakini bertepatan dengan ulang tahun Kim Jong Un ke-40 pada 8 Januari lalu. SAND bahkan merilis foto-foto sumpah setia rakyat Korut dalam folder penuh ornamen pada Jumat (3/5) pekan lalu.
Pyongyang selama ini tidak pernah secara resmi mengonfirmasi tanggal lahir Kim Jong Un, dan secara tradisional, seremoni sumpah setia semacam itu disampaikan saat perayaan ulang tahun mendiang ayah dan kakek pemimpin Korut tersebut.
“Pilihan Kim Jong un untuk menjadi tuan rumah seremoni sumpah setia pada ulang tahunnya yang ke-40, saat dia memulai tahun ke-13 kekuasaannya, menandakan pergeseran ke arah ketegangan politik, yang berarti menyimpang dari pendekatan para pendahulunya,” sebut SAND dalam analisisnya.
Presiden SAND, Choi Kyong Hui, mengatakan kepada Reuters bahwa Korut bisa menetapkan ulang tahun Kim Jong Un sebagai hari peringatan resmi secepatnya pada tahun depan.
Dinasti keluarga Kim telah memerintah sejak Korut berdiri setelah Perang Dunia II, dan semakin memperkuat cengkeraman mereka pada kekuasaan dengan membangun kultus kepribadian di sekitar mereka.
Sementara itu, menurut agen tur Barat yang memiliki mitra di Pyongyang dan berdasarkan para analis yang mempelajari media pemerintah, Korut untuk pertama kalinya pada tahun ini berhenti menyebut peringatan kelahiran mendiang Kim Il Sung, pendiri negara tersebut, pada 15 April sebagai “Hari Matahari”.
“Kita harus melihat ini sebagai bagian dari upaya Korea Utara untuk lebih mendukung kampanye propaganda kepemimpinan Kim Jong Un,” sebut peneliti dari program 38 North yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), Rachel Minyoung Lee, soal keputusan membatalkan “Hari Matahari”.
Dia mencatat bahwa meskipun upaya semacam itu bukanlah hal baru, namun upaya tersebut terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun, dan Korut terlihat mempercepat upayanya untuk memanfaatkan kepemimpinan Kim Jong Un pada tahun-tahun tertentu.
Tidak hanya itu, Kim Jong Un juga memamerkan putrinya ke publik saat melakukan kunjungan resmi ke banyak tempat, mulai dari pabrik lokal hingga peluncuran rudal. Para analis menilai langkah itu bertujuan memperkuat klaim keluarga Kim Jong Un atas kekuasaan mereka.
Bulan lalu, Korut merilis sebuah lagu baru yang liriknya dipenuhi pujian untuk Kim Jong Un, seperti “Ayo bernyanyi, Kim Jong Un sang pemimpin hebat” dan “Mari kita membanggakan Kim Jong Un, seorang ayah yang bersahabat”. Lagu itu ditampilkan oleh warga Korut dari berbagai latar belakang, mulai dari anak-anak hingga tentara dan staf medis yang menyanyikannya dengan penuh semangat.***dtc/mpc/bs