Medan(MedanPunya) Akhyar Nasution mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Medan ke PDIP di Pilwalkot Medan. PDIP Medan menilai sulit Akhyar mendapatkan rekomendasi dari partainya.
Sekretaris DPC PDIP Medan, Robi Barus, mulanya mengungkit pengkhianatan yang dilakukan Akhyar pada Pilwalkot 2020 lalu.
“Sudah pernah berkhianat,” kata Robi Jumat (10/5). Robi menyampaikan itu soal Akhyar yang melamar menjadi calon Wali Kota Medan ke PDIP.
Kasus itu diyakininya akan membuat DPP PDIP berpikir ulang lebih banyak untuk memberikan rekomendasi. “Secara moral sudah berat (dapat rekomendasi),” tuturnya.
Sebelumnya, mantan Wali Kota Medan Akhyar Nasution mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Medan ke PDIP. Politikus Partai Demokrat itu dulunya adalah kader PDIP dan dipecat karena berbeda sikap di Pilwalkot 2020 lalu.
Bendahara DPC PDIP Medan Boydo HK Panjaitan membenarkan soal Akhyar daftar. Akhyar disebut mendaftar sebagai bacalon Wali Kota Medan.
“Iya sudah ini untuk Wali Kota Medan,” kata Boydo HK Panjaitan, Jumat (10/5).
Boydo menyebut Akhyar dulu mundur dari kader PDIP karena tidak direkomendasikan oleh PDIP di Pilwalkot Medan 2020. Akhyar kemudian bergabung dengan Partai Demokrat.
“Mengundurkan diri dari PDI Perjuangan karena nggak direkomendasikan, sehingga dia masuk ke Demokrat,” sebutnya.
Saat ditanya peluang Akhyar diusung PDIP, Boydo menuturkan akan menunggu keputusan DPP. Namun dia mengaku jika Akhyar memiliki kasus tersendiri terkait pengunduran diri dulu.
“Itu kita lihat keputusan DPP lagi, karena kalau Akhyar kan memang lain ya, kemarin kan dia nggak direkomendasikan waktu sama-sama dengan Bobby,” ujarnya.
Untuk diketahui, Akhyar merupakan Wali Kota Medan petahana saat maju di Pilwalkot Medan 2024 dan kader PDIP saat itu. Namun Akhyar tidak mendapat rekomendasi dari PDIP karena tiket PDIP diberikan ke Bobby Nasution.
Akhyar kemudian maju sebagai calon Wali Kota Medan di Pilwalkot 2020 diusung oleh Demokrat dan PKS. Akhyar berpasangan dengan Salman Alfarisi yang merupakan kader PKS.***dtc/mpc/bs