Medan(MedanPunya) Kericuhan antara mahasiswa dan oknum apara di Universitas Negeri Medan pada Jumat (2/10) lalu, masih jadi sorotan.
Pada video yang beredar, tampak oknum aparat yang melakukan penertiban di depan sekretariat Mapala melakukan tindak kekerasan kepada mahasiswa yang diketahui merupakan anggota Mapala.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kericuhan tersebut terjadi saat oknum aparat mengangkut barang-barang dari Sekretariat dan juga mencabut plang identitas Mapala Unimed sebagai bagian dari UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa.
Kepala Bagian Humas Unimed telah melakukan klarifikasi melalui akun resmi instagram Unimed mengenai kericuhan yang terjadi tersebut. Ia menuturkan bahwa pihak Unimed meminta bantuan TNI dan Polisi untuk mencegah terjadi sesuatu hal yang tidak baik.
Menanggapi hal ini, Ketua Senat Mahasiswa Unimed, Ahmad Fahmi mengatakan mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat kepada mahasiswa.
Menurut Fahmi, apapun permasalahan yang terjadi antara pihak kampus mahasiswa, aparat seharusnya bersifat netral dan bertugas sebagai pengamanan bukan malah melakukan tindakan kekerasan dalam aksi mahasiswa.
“Seharusnya pihak aparat berlaku bijaksana dan mampu memediasi bila terjadi cek cok antar kedua belah pihak. Bukan malah cenderung memihak dan melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa,” ujar Fahmi melalui keterangan tertulis yang dirilis Senat Mahasiswa Unimed, Senin (5/10).
Dikatakan nya pihaknya akan meminta pihak Propam dan Polisi Militer untuk melakukan tindakan kepada oknum aparat yang terlibat dalam kericuhan tersebut.
“Saya minta pihak Propam maupun Polisi Militer (PM) memberikan tindakan kepada okum-oknum aparat dalam kejadian tersebut,” tegas Fahmi.
Ia juga mengatakan akan mengawal kasus yang terjadi di lingkungan Unimed ini hingga tuntas dan tidak terjadi hal serupa kembali.
“Sema Unimed akan mengawal kasus ini sampai tuntas agar tindakan kekerasan terhadap mahasiswa di kampus ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.***trb/mpc/bs