Beirut(MedanPunya) Kelompok Hizbullah merilis video berdurasi hampir 10 menit yang menunjukkan rekaman 17 posisi militer Israel di area Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Tel Aviv. Hizbullah mengklaim rekaman video itu diambil dengan pesawat pengintai milik sayap bersenjata kelompok mereka.
Video yang dirilis Hizbullah itu menjadi babak kedua dari rentetan aksi yang dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana aktivitas pengintaian kelompok yang didukung Iran ini terhadap Israel ketika ketegangan meningkat di kawasan.
Video ini dirilis ketika serangan lintas perbatasan terjadi hampir setiap hari antara Hizbullah dan militer Israel. Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel semakin meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Hizbullah, pada Juni lalu, merilis sebuah video lainnya yang berdurasi lebih dari sembilan menit, yang disebut sebagai hasil rekaman pengintaian drone di beberapa lokasi penting di wilayah Israel, termasuk bandara dan pelabuhan di Haifa.
“Publikasi video ini mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh dan pasukannya,” tegas pejabat humas Hizbullah, Muhammad Afif, dalam pernyataannya.
“Pentingnya hal ini berasal dari menunjukkan kemampuan teknis dan teknologi kami di bidang pengintaian dan memperoleh informasi penting yang kami perlukan di masa-masa perang,” sebutnya.
Belum ada tanggapan resmi dari Israel terkait video yang dirilis Hizbullah tersebut.
Saluran televisi Lebanon yang pro-Iran, Al-Mayadeen, melaporkan pada Juni lalu, setelah video pertama dirilis Hizbullah, bahwa pesawat tak berawak berhasil mengudara hingga menembus sistem pertahanan Israel dan kembali ke wilayah Lebanon tanpa terdeteksi atau ditembak jatuh.
Hizbullah telah mengirimkan drone pengintai dan drone tempur ke wilayah Israel sejak dimulainya perang di Jalur Gaza tahun lalu. Hizbullah menyebut pengerahan drone-drone itu sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang terus digempur militer Israel.
Konflik antara Hizbullah dan Israel mengalami peningkatan secara bertahap beberapa bulan terakhir, yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh. Baik Hizbullah maupun Israel telah menegaskan ingin menghindari perang, dengan para diplomat berupaya mencegah perang meletus
Amerika Serikat (AS) dan Prancis sedang mengupayakan penyelesaian melalui perundingan untuk mengakhiri permusuhan sengit di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel bagian utara.***dtc/mpc/bs