Tel Aviv(MedanPunya) Politikus Israel, Ayman Odeh meneriaki Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan sebutan serial killer of peace atau “pembunuh berantai perdamaian”.
Tuduhan Netanyahu sebagai pembunuh itu Ayman Odeh lontarkan saat berpidato dalam rapat parlemen atau Knesset, Senin (18/11) waktu setempat.
Akibat tindakan Odeh, anggota parlemen Israel itu kemudian segera diusir turun podium dan ditarik mundur dari mikrofon meski pidatonya belum selesai.
Meski Benjamin Netanyahu diteriaki “pembunuh berantai”, dia tampak tidak tergerak dan tidak tertarik dengan pidato Odeh.
Ayman Odeh merupakan warga Palestina di wilayah pendudukan Israel yang menjadi anggota parlemen Israel sebagai pemimpin Partai Hadash-Ta’al.
Dalam rapat parlemen pada Senin (18/11), Odeh menyampaikan pidato pedas dengan menuduh Netanyahu yang hadir di majelis tersebut sebagai “pembunuh berantai perdamaian”.
“Ada 17.385 bayi di Gaza yang dibunuh oleh sistem Anda, 825 di antaranya berusia di bawah satu tahun, dan membuat 35.055 anak menjadi yatim piatu,” kata Odeh.
“Mereka semua akan menghantui Anda dan masih dalam keangkuhan Anda, Anda bertanya-tanya bagaimana Anda dituduh di ICC (Pengadilan Kriminal Internasional)? Benjamin Netanyahu, apa visi Anda?” tambahnya.
Mendengar pidato tersebut, Ketua Knesset, Amir Ohana langsung menginterupsi. Hal ini memicu reaksi keras dari anggota parlemen lain yang ikut berteriak tak setuju.
Beberapa anggota parlemen meminta Amir Ohana untuk memerintahkan Odeh turun dari podium. Sementara tiga orang lain menarik Odeh dari depan mikrofon.
Pernyataan Odeh ini muncul seiring banyak ketidakpuasan publik terhadap kebijakan Netanyahu meningkat.
Kegiatan protes mingguan sering diadakan di Tel Aviv dan berbagai kota di wilayah pendudukan Israel. Tujuannya menargetkan tindakan rezim Israel.
Netanyahu juga kerap disalahkan karena menghalangi kesepakatan gencatan senjata antara Gaza dan Israel dengan memajukan “agenda” pribadi dan politiknya.
Odeh memulai pidatonya dengan membacakan kisah Mohammed Abu al-Qumsan. Dia pengungsi berusia 32 tahun dari Gaza, Palestina.
Laki-laki itu baru menikah dua bulan sebelum peperangan pecah di Gaza sejak akhir Oktober 2023. Setelah perang, mereka terpaksa hidup mengungsi berpindah-pindah tempat.
Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, anak kembar al-Qumsan lahir melalui operasi sesar sulit. Anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu bernama Aser dan Aseel. Kelahiran mereka membuatnya merasa sangat bahagia.
Tiga hari kemudian, al-Qumsan pergi ke rumah sakit untuk mengambil sertifikat kelahiran anak-anaknya. Namun saat mengirim pesan ke istrinya, dia tidak mendapat balasan.
Tetangganya lalu menelepon dengan kabar buruk. Apartemen al-Qumsan dibom dalam serangan udara Israel. Akibatnya, istri dan kedua anaknya yang baru berusia tiga hari tewas.
“Baru 10 menit berlalu sejak saya mendapatkan akta kelahiran dan sekarang saya sedang mendapatkan akta kematian mereka. Saya pingsan,” ujar Odeh, mengikuti cerita al-Qumsan.
Pidato tersebut diucapkannya di hadapan Benjamin Netanyahu. Meski begitu, perdana menteri Israel itu hanya memandangnya tanpa ekspresi.
Odeh pun menyerukan perdamaian, keamanan, dan keadilan bagi orang-orang Arab yang tinggal di wilayah pendudukan.
“Benjamin Netanyahu, selama 30 tahun kamu telah menjadi pembunuh berantai perdamaian. Apa visimu? Pembunuh berantai perdamaian,” teriak Odeh sebelum ditarik keluar dari ruang rapat parlemen.
Setelah diusir dari parlemen, Ayman Odeh merekam sisa pidato tersebut dan membagikannya melalui akun media sosial X atau Twitter miliknya, @AyOdeh.
“Benjamin Netanyahu, selama 30 tahun kamu telah menjadi pembunuh berantai perdamaian. Kamu telah mendorong semua orang ke dalam lubang kebencian dan putus asa dengan ketidakpercayaan,” tutur Odeh.
Dia menekankan, hal-hal tersebut sebagai visi seorang Netanyahu. Sebaliknya, Odeh punya visi berbeda.
Menurutnya, bangsa Arab serta Yahudi sama-sama pantas mendapatkan keadilan, keamanan, dan hidup yang baik. Warga Palestina dan Yahudi berhak menentukan nasib sendiri.
“Visi kehidupan akan menang atas visi darah yang Anda pegang, Benjamin Netanyahu,” tegas Ayman Odeh.***kps/mpc/bs