Medan(MedanPunya) Penggunaan badan jalan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitaran Pasar Sukaramai, Jalan AR Hakim, Sukaramai II, Kecamatan Medan Area, Medan menyebabkan kondisi jalan tampak semrawut.
Amatan, Selasa (29/12) tampak para pedagang membuka lapak jualan dengan payung terpal biru tepat di badan jalan yang hanya berjalan 1-2 meter dari tengah jalan.
Kondisi ini tentu membuat para pembeli baik yang berjalan kaki dan menggunakan sepeda motor berhenti hampir berada di tengah jalan untuk dapat bertransaksi.
Esra, pedagang sayuran mengungkapkan bahwa berdagang di pinggir pasar jauh lebih menguntungkan dibanding di dalam gedung dengan pembeli yang tidak semua bisa menjangkau.
“Jauh lebih untung jualan disini karena yang lagi lewat pun bisa singgah. Kalau di dalam gedung sepi lah. Memang berbahaya tapi gimana namanya cari makan kita kan. Inipun bukannya sampai tengah kali, agak meper sedikit memang jadi agak macet tapi kan gak pala lama mereka belanja. Cepat-cepatlah kita dagangkan,” ungkap Esra.
Esra mengakui bahwa dirinya pernah ditertibkan oleh Satpol PP beberapa kali namun dirinya tetap nekat untuk berjualan lantaran kondisi ekonomi.
“Dua kali pernah sama Satpol PP tapi ya namanya kita kerja untuk anak. Kalau bisa adalah kita dikasih tempat yang layak dan bisa juga pembeli gampang datang tempat kita kan,” ujarnya.
Tidak hanya PKL yang membuat jalan macet, kondisi aspal yang dipenuhi lubang juga menambah semrawutnya Jalan AR Hakim dan sering menimbulkan macet.
Adapun kemacetan berada di jam tertentu seperti jam berangkat kerja mulai pukul 07.30-09.00 WIB pagi dan pulang kerja pukul 17.00-19.00 WIB. Bahkan, di waktu siang wilayah ini juga kerap menimbulkan kemacetan.
Pengendara yang melintas juga tak jarang sering mengeluh lantaran kondisi aspal jalan yang berlubang sepanjang kurang lebih 10-15 meter ditambah dengan sempitnya area jalan dikarenakan PKL yang menggunakan badan jalan.
Diantaranya ada Dewi, pengendara motor yang tiap hari melintasi kawasan Pasar Sukaramai untuk berangkat kerja.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi semrawut yang tidak terkelola dengan baik membuat pengendara terhambat untuk melintas dengan nyaman.
“Kalau udah lewat sini bawaannya stress memang apalagi kalau buru-buru berangkat kerja. Sudah lampu merahnya cepat kali terus jalan hancur berlubang gak heranlah tiap hari macet mulu. Harusnya diaturlah memang berjualan jangan sampai ke tengah jalan ini, yang bawa kendaraan pun gak nyaman melintas,” pungkas Dewi.***trb/mpc/bs