Washington(MedanPunya) Pemerintahan presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden akan tetap mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, tapi akan mengupayakan pembentukan negara Palestina. Pemerintahan Biden tidak berniat untuk mengubah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump itu.
Hal tersebut disampaikan Antony Blinken, calon Menteri Luar Negeri (Menlu) AS pilihan Biden dalam sidang konfirmasi pencalonannya di Senat pada Selasa (19/1/2021) waktu setempat.
Saat ditanya pada sidang konfirmasi oleh Senator Ted Cruz, apakah Amerika Serikat akan mempertahankan sikapnya soal Yerusalem dan mempertahankan kedutaannya di kota itu, Blinken menjawab tanpa ragu, “Ya dan ya.”
Diketahui bahwa pada tahun 2017, Trump menuai kontroversi setelah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke kota itu. Langkah Trump itu berlawanan dengan konsensus internasional, di mana kota suci tiga agama itu telah lama diperebutkan Israel-Palestina dan berada dalam status quo.
Palestina dan Israel sama-sama menganggap Yerusalem sebagai ibu kota negara.
Dalam sidang konfirmasi di Senat, Blinken mengisyaratkan bahwa Biden akan berupaya lebih keras untuk merealisasikan pembentukan negara Palestina, meski mengakui kesulitan yang mungkin dihadapi.
“Satu-satunya cara untuk memastikan masa depan Israel sebagai negara Yahudi yang demokratis, yakni memberikan Palestina negara yang menjadi hak mereka. Hal ini menjadi solusi untuk dua negara,” kata Blinken.
Namun dia menambahkan: “Secara realistis sulit untuk melihat prospek jangka pendek untuk itu.”
“Yang penting adalah memastikan tidak ada pihak yang mengambil langkah yang membuat proses yang sudah sulit menjadi lebih menantang,” katanya.
Pemerintahan Trump telah menyuarakan dukungan untuk terbentuknya negara Palestina tetapi mengatakan negara itu harus didemiliterisasi dan tidak memiliki ibukota di dalam Yerusalem.***dtc/mpc/bs