Ankara(MedanPunya) Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerang balik Perdana Menteri (PM) Italia, Mario Draghi, setelah dia disebut ‘diktator’. Erdogan menyebut komentar Draghi soal dirinya itu tergolong ‘kasar’.
Dalam pernyataan publik pertamanya soal insiden itu, Erdogan menyebut komentar Draghi itu membahayakan hubungan antara Turki dan Italia.
“Komentar yang disampaikan Perdana Menteri Italia mengarah pada ketidaksopanan total, sungguh-sungguh kasar,” ucap Erdogan dalam sebuah rekaman video yang diposting ke Twitter.
“Pada saat kita berharap hubungan antara Turki dan Italia akan mencapai titik yang baik, pria ini yang bernama Draghi sangat disayangkan memutuskan hubungan itu,” imbuhnya.
Pekan lalu Draghi melontarkan komentar tajam untuk Erdogan yang menjadi tuan rumah pertemuan antara Turki dengan dua pemimpin Uni Eropa (UE), setelah Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dibiarkan berdiri sementara yang lain mendapat kursi masing-masing.
Otoritas Turki menolak disalahkan atas insiden tersebut, dengan menegaskan bahwa pihaknya telah mematuhi instruksi protokol yang diterima dari otoritas Uni Eropa yang berkantor di Brussels, Belgia.
Namun persoalan itu malah menjadi topik pembicaraan utama dalam pertemuan Turki-UE tersebut, dan dijuluki ‘sofagate’ di Twitter, membayangi upaya kedua pihak untuk memperbaiki hubungan.
Mengomentari insiden itu saat berbicara kepada wartawan di Roma, Draghi menyebutnya penghinaan untuk Von der Leyen.
“Saya sangat tidak setuju dengan perilaku Erdogan. Saya meyakini itu bukan perilaku yang pantas. Saya sangat menyesali penghinaan yang dialami oleh Von der Leyen,” ucapnya dalam komentar pada 8 April lalu.
“Begini pertimbangan yang harus kita buat terkait situasi ini — mari kita panggil mereka apa adanya — para diktator, yang bagaimanapun kita perlu bekerja sama dengan mereka, adalah kita harus jujur dalam menyampaikan pandangan, perilaku dan visi masyarakat yang beragam, tapi kita juga perlu bersiap untuk bekerja sama demi memastikan kepentingan negara kita. Kita perlu menemukan keseimbangan yang benar,” cetus Draghi.
Erdogan dalam tanggapannya juga mendorong Draghi, yang disebutnya ditunjuk menjadi PM dan bukan dipilih oleh rakyat, untuk menengok ke belakang pada sejarah Italia, dalam komentar yang merujuk pada kekuasaan diktator fasis Benito Mussolini.
“Pertama-tama, Anda harus memahami sejarah Anda untuk melontarkan komentar semacam itu soal Tayyip Erdogan, tapi kita melihat bahwa Anda tidak memahaminya,” cetus Erdogan.
Komentar Draghi itu sempat memicu respons keras dari otoritas Turki, yang memanggil Duta Besar Italia di Ankara untuk meminta penjelasan soal komentar PM mereka soal Erdogan.***dtc/mpc/bs