Bogota(MedanPunya) Presiden Kolombia Ivan Duque menyebut, beberapa warganya yang tertangkap di Haiti tahu adanya plot membunuh Presiden Jovenel Moise.
Moise ditembak mati di kediaman pribadinya di Port-Au-Prince oleh para pelaku pada Rabu pekan lalu (7/7).
Berdasarkan keterangan polisi, kelompok pembunuh Moise mayoritas adalah mantan tentara Kolombia, ditemani dua warga AS keturunan Haiti.
Duque mengungkapkan, beberapa warganya ada yang ditipu dengan diberi tahu menjadi pengawal do Haiti.
Kepada Radio FM, Duque berujar hanya segelintir orang yang paham adanya plot untuk membunuh Presiden Jovenel Moise.
Kementerian Pertahanan AS menerangkan, beberapa pelaku diketahui pernah berlatih bersama mereka semasa aktif di militer Kolombia.
Sementara Badan Anti-narkoba AS (DEA) kepada Reuters mengakui, salah satu warga keturunan Haiti adalah informan mereka.
Kepolisian menjelaskan para pelaku menyerbu dengan menyamar sebagai agen DEA.
Buktinya adalah video yang dirilis tak lama setelah pelaku menyerang kediaman Presiden Haiti tersebut.
“Operasi DEA! Operasi DEA! Semua menunduk! Semua menunduk!” ujar salah satu pelaku dengan bahasa Inggris aksen AS.
Polisi juga menangkap Christian Emmanuel Sanon, yang mereka sebut salah satu dalang pembunuhan Moise.
Sanon, seorang dokter keturunan Haiti yang bermukim di Florida, disebut tiba menggunakan pesawat pada Juni.
Polisi menyatakan, mereka menemukan topi dengan logo DEA, senjata, dan amunisi saat menggeledah Sanon.
Investigasi New York Times memaparkan, Sanon dan beberapa pelaku lainnya bertemu mendiskusikan masa depan Haiti jika Moise lengser dari kekuasaan.
Meski begitu, salah satu peserta rapat mengungkapkan bagaimana mereka tak membahas untuk membunuh Moise.
Polisi mengatakan, saat ini mereka masih memburu sosok yang dipercaya sebagai aktor utama pembunuhan Moise.***kps/mpc/bs