Tel Aviv(MedanPunya) Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akhirnya mengakui pada Minggu (10/11) waktu setempat, bahwa dirinya menyetujui serangan mematikan pada bulan September lalu, terhadap perangkat komunikasi pager milik kelompok bersenjata Hizbullah, yang meledak di Lebanon. Ini merupakan pertama kalinya pemerintah Israel secara resmi mengakui keterlibatannya dalam ledakan pager massal di Lebanon tersebut.
Hizbullah sebelumnya telah menyalahkan musuh bebuyutannya itu atas ledakan ribuan pager tersebut, dan bersumpah akan membalas dendam.
“Netanyahu mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa ia menyetujui operasi pager di Lebanon,” kata juru bicaranya Omer Dostri, tentang serangan tersebut.
Perangkat pager yang digunakan oleh para anggota Hizbullah dan pendukungnya meledak dua hari berturut-turut di supermarket, di jalan-jalan, dan di pemakaman pada pertengahan September lalu.
Ledakan perangkat tersebut menewaskan hampir 40 orang dan melukai hampir 3.000 orang. Menyusul ledakan pager massal tersebut, otoritas Iran melarang pager dan walkie-talkie di semua penerbangan.
“Masuknya perangkat komunikasi elektronik apapun, kecuali telepon seluler, ke dalam kabin penerbangan atau … ke dalam kargo yang tidak disertai penumpang, telah dilarang,” kantor berita Iran, ISNA melaporkan, mengutip juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran Jafar Yazerlo
Setelah ledakan tersebut, militer Israel memulai operasi militer di Lebanon yang terus berlangsung hingga saat ini.
Kelompok Hizbullah yang didukung Iran, memulai serangan intensitas rendah terhadap Israel untuk mendukung Hamas setelah serangan sekutunya tersebut pada tanggal 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang Gaza.
Serangan semakin intensif sejak perang meletus di Lebanon pada akhir September, ketika Israel meningkatkan kampanye udaranya terhadap Hizbullah dan kemudian mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan.***dtc/mpc/bs