Anak Khadafi Kritis di Penjara Lebanon, Libya Minta Dibebaskan

Beirut(MedanPunya) Hannibal Khadafi, salah satu anak mendiang mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi, kini ditahan di penjara Lebanon dalam kondisi kritis akibat mogok makan. Otoritas kehakiman Libya telah secara resmi meminta pemerintah Beirut untuk segera membebaskannya.

Hannibal yang berusia 47 tahun ini ditahan tanpa dakwaan di penjara Lebanon sejak tahun 2015 lalu. Kondisi kesehatannya dilaporkan memburuk sejak dia melakukan aksi mogok makan di dalam penjara mulai 3 Juni lalu.

Mogok makan itu menjadi bentuk protes atas penahanan tanpa persidangan di pengadilan yang dialami Hannibal. Sejak melakukan mogok makan, Hannibal sudah dua kali dilarikan ke rumah sakit dan dia dilaporkan hanya meminum sedikit air di dalam penjara.

Menurut dua pejabat kehakiman Lebanon yang enggan disebut namanya, Jaksa Agung Libya Al-Sediq al-Sour telah mengirimkan permintaan pembebasan Hannibal kepada Jaksa Agung Lebanon Ghassan Oueidat pada bulan ini.

Permintaan yang diajukan al-Sour itu menyatakan bahwa kerja sama dari Lebanon dalam kasus ini akan bisa membantu mengungkapkan kebenaran soal nasib seorang pemimpin Syiah terkemuka di Lebanon, Moussa al-Sadr, yang hilang di Libya tahun 1978 silam.

Dalam permintaan itu, al-Sour juga mempertanyakan mengapa Hannibal ditahan dan meminta agar dia diserahkan kepada Libya atau diizinkan kembali ke Suriah, di mana dia sebelumnya tinggal dalam pengasingan bersama istrinya, Aline Skaf, yang warga Lebanon dan anak-anaknya.

Hannibal diculik dan dibawa ke Lebanon sekitar delapan tahun lalu, oleh militan Lebanon yang menuntut informasi soal keberadaan al-Sadr.

Kepolisian Lebanon kemudian mengumumkan telah menangkap Hannibal dari kota Baalbek di Lebanon bagian timur laut, tempat dia disekap oleh militan Lebanon. Dia kemudian dijebloskan ke dalam penjara Beirut hingga kini.

Sementara itu, jaksa Lebanon telah merujuk kasus itu kepada Zaher Hamadeh, seorang hakim investigasi dalam kasus hilangnya al-Sadr. Hakim Hamadeh dilaporkan sedang mempelajari permintaan yang diajukan Jaksa Agung Libya tersebut.

Kasus hilangnya al-Sadr di Libya menjadi isu sensitif sejak lama di Lebanon. Keluarganya meyakini al-Sadr kemungkinan masih hidup di dalam penjara Libya, meskipun kebanyakan warga Lebanon menduga dia sudah meninggal — dia berusia 94 tahun jika memang masih hidup.

Sosok al-Sadr berpengaruh di Lebanon sebagai pendiri kelompok Amal, yang juga akronim untuk nama Arab bagi Brigade Perlawanan Lebanon yang bertempur dalam perang sipil di Lebanon tahun 1975-1990 lalu.

Kebanyakan pengikut al-Sadr meyakini Muammar Khadafi memerintahkan pembunuhan al-Sadr dalam sengketa pembayaran Libya kepada milisi Lebanon. Namun otoritas Libya sebelumnya menyebut al-Sadr dan dua rekannya meninggalkan Tripoli tahun 1978 dan terbang menuju Roma, Italia.

Muammar Khadafi tewas di tangan para petempur oposisi saat kerusuhan yang berubah menjadi perang sipil menyelimuti Libya tahun 2011 lalu. Kematian Muammar Khadafi mengakhiri kekuasaan diktator selama empat dekade di negara Afrika Utara itu.

Sementara Hannibal — salah satu dari delapan anak mendiang Muammar Khadafi — dilaporkan kabur ke Aljazair setelah ayahnya digulingkan. Dia pergi bersama ibunya dan beberapa kerabat lainnya, sebelum akhirnya berhasil tiba di Suriah di mana dia mendapatkan suaka politik dan tinggal di sana sampai diculik militan Lebanon.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version