Tel Aviv(MedanPunya) Seorang anggota parlemen Israel, Ofer Cassif, menyalahkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu atas serangan Hamas yang menewaskan 700 warga Israel. Cassif menyatakan dirinya pernah memperingatkan bahwa serangan semacam itu bisa terjadi jika Israel terus melanjutkan pendudukan atas Palestina.
Cassif merupakan anggota parlemen Israel atau Knesset dan bagian dari koalisi sayap kiri Hadash. Partai Hadash yang menaungi Cassif diketahui hanya memiliki empat kursi dalam parlemen Israel, yang secara total memiliki 120 anggota.
Cassif menuturkan kepada Al Jazeera pada Minggu (8/10) bahwa partainya telah berulang kali memperingatkan situasi akan ‘meledak’ jika pemerintahan Netanyahu tidak mengubah kebijakannya terhadap Palestina. Dia juga memperingatkan bahwa cara rezim Netanyahu memperlakukan warga Palestina akan memiliki dampak serius.
“Kami mengecam dan menentang setiap serangan terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Namun berbeda dengan pemerintahan Israel, hal ini berarti kami juga menentang setiap serangan terhadap warga sipil Palestina,” tegas Cassif dalam wawancara dengan Al Jazeera.
“Kita harus menganalisis insiden-insiden (serangan-red) mengerikan itu dalam konteks yang tepat — dan itu adalah pendudukan yang sedang berlangsung,” sebutnya.
“Kami telah memperingatkan berkali-kali… semuanya akan meledak dan semua orang akan menanggung akibatnya — terutama warga sipil yang tidak bersalah dari kedua pihak. Dan sangat disayangkan, itulah yang terjadi,” ujar Cassif.
Lebih lanjut, Cassif menyebut pemerintahan Netanyahu sebagai pemerintahan fasis yang mendukung ‘pogrom’ — pembantaian sebuah bangsa — terhadap warga Palestina. Dia juga menuduh rezim Israel saat ini sedang melakukan ‘pembersihan etnis’.
“Pemerintah Israel, yang merupakan pemerintahan fasis, yang mendukung, mendorong dan memimpin pogrom terhadap warga Palestina. Ada pembersihan etnis yang sedang terjadi. Itu sejelas tulisan pada dinding, yang ditulis dengan darah-darah warga Palestina — dan sayangnya, sekarang juga ditulis dengan darah warga Israel,” cetusnya.
Militan Hamas yang berkuasa di Gaza melancarkan rentetan serangan pada Sabtu (7/10) lalu, dengan ribuan roket ditembakkan ke wilayah Israel dan para petempur Hamas menyusup ke kota-kota Israel via jalur darat, serta memasuki area permukiman Israel.
Laporan media-media Israel, secara terpisah, menyebut sedikitnya 700 orang, termasuk anak-anak, tewas di wilayah Israel akibat serangan Hamas. Sementara Kementerian Kesehatan Palestina menyebut sedikitnya 413 warga Palestina, termasuk 78 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel.
Konflik antara Israel dan Hamas sudah beberapa kali terjadi dalam beberapa tahun terakhir, namun konflik terbaru ini dinilai lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya dengan pemerintah sayap kanan Israel menghadapi pelanggaran keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di sisi lain, warga Palestina semakin terperosok ke dalam keputusasaan akibat pendudukan Israel yang terus berlangsung di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Cassif menuding Netanyahu sebenarnya tidak peduli dengan warga Israel dan hanya peduli pada dirinya sendiri.
“Satu-satunya hal yang menjadi perhatian Netanyahu bukanlah kesejahteraan warga Israel, apalagi warga Palestina di wilayah pendudukan. Dia hanya tertarik untuk bertahan. Dia hanya ingin keluar dari penjara. Itulah satu-satunya motivasi dan insentif yang mendorong dirinya,” sebutnya.
Netanyahu diketahui menghadapi banyak masalah hukum di dalam negeri, setelah Jaksa Agung Israel menjeratkan beberapa dakwaan terhadap dirinya, termasuk penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan korupsi. Netanyahu telah membantah keras tuduhan tersebut.***dtc/mpc/bs