AS Enggan Bagikan Intelijen soal Pusat Komando Hamas di RS Al-Shifa

Washington DC(MedanPunya) Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan membagikan informasi intelijen apa pun, baik dari Israel maupun intelijennya sendiri, untuk membuktikan bahwa Hamas memiliki pusat komando di bawah kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menegaskan bahwa AS merasa yakin dengan penilaian badan intelijennya sendiri mengenai aktivitas Hamas di dalam rumah sakit terbesar di Jalur Gaza tersebut.

Namun, dia menolak untuk menjelaskan atau memberikan informasi lebih detail soal intelijen tersebut.

Pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa yang ada di Gaza City pada Rabu (15/11) dini hari. Tel Aviv mengklaim penyerbuan itu sebagai ‘operasi yang tepat dan terarah terhadap Hamas’.

Penyerbuan itu dilakukan setelah Israel menuduh Hamas memiliki pusat komando di bawah kompleks rumah sakit tersebut Tuduhan itu dibantah oleh Hamas, yang mengundang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memeriksa langsung rumah sakit yang dimaksud.

Saat ditanya lebih lanjut apakah Israel telah berbagi informasi intelijen terbaru sejak penyerbuan terhadap RS Al-Shifa dilakukan, Kirby menjawab: “Saya tidak akan berbicara soal informasi intelijen spesifik yang mungkin disalurkan antara kedua negara.”

“Itu menjadi hak mereka untuk membicarakan hal itu, tapi seperti yang telah saya katakan beberapa hari yang lalu, kami meyakini penilaian intelijen kami soal bagaimana Hamas menggunakan rumah sakit itu,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

Kirby kembali mengulangi tuduhan AS bahwa Hamas berlindung di rumah sakit tersebut dan menggunakan fasilitas medis itu sebagai tameng dari aksi militer Israel, sehingga menempatkan para pasien dan staf medis dalam bahaya.

“Kami memiliki informasi intelijen yang meyakinkan kami bahwa Hamas pernah menggunakan (RS Al-Shifa) sebagai pusat komando dan kendali, dan kemungkinan besar juga sebagai fasilitas penyimpanan,” kata Kirby.

“Kami masih meyakini kekuatan intelijen tersebut,” ujarnya.

Secara terpisah, seorang sumber AS menyebut bahwa pemerintahan Presiden Joe Bidem belum mendeklasifikasi sumber-sumber intelijen AS karena ‘beberapa saluran yang sama digunakan untuk memantau status para sandera’.

Menurut sumber tersebut, informasi intelijen AS itu bersifat ‘definitif’, dan mencakup penyadapan komunikasi di antara para petempur Hamas. Penyadapan itu pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka AS, Wall Street Journal, pada Rabu (15/11) waktu setempat.

Penyerbuan RS Al-Shifa merupakan bagian dari operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza, yang dimulai sejak 7 Oktober lalu setelah Hamas melancarkan serangan yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang. Hamas juga disebut menyandera lebih dari 240 orang lainnya, termasuk warga negara asing.

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 11.500 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama lebih dari sebulan terakhir. Jumlah korban tewas itu mencakup lebih dari 4.700 anak-anak. Dua pertiga dari total 2,3 juta penduduk Jalur Gaza kehilangan tempat tinggal akibat perang.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al-Kaila, mengatakan kepada BBC bahwa dirinya belum melihat bukti adanya pusat komando Hamas di RS Al-Shifa. Dia menegaskan bahwa pasukan Israel ‘perlu menunjukkan’ bukti.

“Rumah Sakit harus dilindungi dan digunakan untuk melaksanakan… tugas profesional. Namun Rumah Sakit Al-Shifa telah berada di bawah pengepungan Israel selama lima hari, jadi jika ada markas Hamas [di sana], mereka perlu menunjukkannya kepada kami,” ucap Mai Al-Kaila.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version