Washington DC(MedanPunya) Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan sebagian pengiriman bantuan militer utama ke Ukraina.
Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya serangan Rusia, yang memicu kekhawatiran di Kyiv mengenai keberlanjutan dukungan militer dari Washington.
Gedung Putih pada Selasa (1/7/) menyatakan bahwa beberapa senjata yang sebelumnya dijanjikan kepada Ukraina di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden tidak akan dikirim.
Bantuan yang ditangguhkan meliputi sistem pertahanan udara, amunisi artileri presisi, hingga rudal Hellfire.
“Keputusan ini dibuat untuk mengutamakan kepentingan Amerika setelah tinjauan DOD (Departemen Pertahanan) atas dukungan dan bantuan militer negara kita ke negara-negara lain di seluruh dunia,” kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Anna Kelly, dalam pernyataannya.
Langkah ini dinilai sebagai sinyal adanya perubahan arah kebijakan dari Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini mendorong Ukraina dan Rusia untuk mempercepat perundingan damai yang saat ini mandek.
Menurut laporan Politico yang pertama kali memberitakan penundaan tersebut, tinjauan internal Pentagon menunjukkan bahwa stok beberapa jenis amunisi mulai menipis.
Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa akibatnya, beberapa pengiriman yang sudah dijanjikan kini dibatalkan.
“Militer Amerika tidak pernah lebih siap dan lebih mampu berkat kepemimpinan Presiden Trump dan Sekretaris (Pertahanan) Pete Hegseth,” ujar juru bicara utama AS, Sean Parnell.
Kelly juga menegaskan kesiapan militer AS tetap kuat. “Kekuatan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat tetap tidak perlu dipertanyakan, tanyakan saja pada Iran,” katanya, merujuk pada serangkaian serangan rudal AS terhadap fasilitas nuklir Iran baru-baru ini.
Media AS melaporkan, sistem pertahanan udara Patriot, artileri presisi, dan rudal Hellfire termasuk dalam daftar bantuan yang ditangguhkan.
Kondisi ini menjadi pukulan tersendiri bagi Ukraina, yang dalam beberapa pekan terakhir menghadapi gelombang serangan rudal dan drone terbesar dari Rusia sejak invasi dimulai tiga tahun lalu.
Pada pertemuan puncak NATO di Belanda pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat bertemu dengan Presiden Trump dan membahas soal sistem pertahanan udara. Namun, tanggapan Trump dinilai belum memberikan kejelasan penuh.
“Kami akan melihat apakah kami dapat menyediakan beberapa,” ujar Trump ketika ditanya soal kemungkinan pengiriman rudal Patriot ke Ukraina.
“Ini sangat sulit untuk didapatkan,” tambahnya.
Sementara itu, Partai Republik di Kongres AS kini juga semakin aktif mendorong upaya perundingan damai di berbagai konflik global.
Termasuk kemungkinan gencatan senjata di Gaza dan meredakan ketegangan antara Iran dan Israel setelah konflik mematikan selama 12 hari di kawasan tersebut.***kps/mpc/bs