AS Ternyata Sudah Ungkap Potensi Kejahatan Perang Israel Sejak Awal Perang Gaza

Washington DC(MedanPunya) Pejabat senior Pentagon dan Kementerian Luar Negeri AS memperingatkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden tentang potensi kejahatan perang Israel beberapa hari setelah dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.

Hasil investigasi yang dilakukan Reuters pada Jumat (4/10), menyebut bahwa setelah meninjau tiga rangkaian pertukaran email antara pejabat senior pemerintahan AS, tertanggal antara 11 dan 14 Oktober, para pejabat telah memperingatkan bahwa peningkatan jumlah korban tewas di Gaza dapat melanggar hukum internasional dan mempengaruhi hubungan AS dengan dunia Arab.

“Pesan-pesan tersebut juga menunjukkan tekanan internal dalam pemerintahan Biden untuk mengubah pesannya dari yang semula menunjukkan solidaritas terhadap Israel menjadi simpati terhadap Palestina dan perlunya mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza,” demikian hasil investigasi tersebut.

Dalam sebuah email yang dikirim pada 11 Oktober, lima hari setelah serangan Hamas ke Israel dan dimulainya serangan di Gaza, pejabat tinggi diplomasi publik Kementerian Luar Negeri AS, Bill Russo, mengatakan kepada para pejabat senior bahwa AS kehilangan kredibilitas di antara khalayak karena tidak menangani krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.

Pada hari itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat jumlah korban tewas sekitar 1.200 warga Palestina.

“Kurangnya respon AS terhadap kondisi kemanusiaan warga Palestina tidak hanya tidak efektif dan kontraproduktif, tetapi kami juga dituduh terlibat dalam potensi kejahatan perang dengan tetap diam terhadap tindakan Israel terhadap warga sipil,” tulis Russo.

Russo mendesak pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan cepat dan mengubah sikap publiknya dari dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap respons Israel terhadap serangan 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza.

Dia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Maret, dengan alasan pribadi.

Dua hari kemudian, pada tanggal 13 Oktober, Israel menjatuhkan selebaran di Gaza utara, memperingatkan satu juta penduduk untuk meninggalkan rumah mereka dalam waktu 24 jam karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa ia akan memusnahkan Hamas.

Setelah melakukan panggilan telepon pribadi dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC), wakil asisten menteri pertahanan AS untuk Timur Tengah, Dana Stroul, menulis dalam sebuah email pada hari itu kepada para ajudan senior Biden bahwa organisasi kemanusiaan tersebut meningkatkan kewaspadaan karena Israel hampir melakukan kejahatan perang.

“Garis utama mereka (ICRC) adalah tidak mungkin satu juta warga sipil bergerak secepat ini,” tulis Stroul.

Laporan Reuters menambahkan bahwa seorang pejabat AS dalam rantai email tersebut juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk melakukan evakuasi seperti itu tanpa menciptakan bencana kemanusiaan.

Pejabat lain menimpali peringatan tersebut, meminta pemerintah untuk meyakinkan Israel agar memperlambat pemindahan warga sipil ke Gaza selatan, tambah laporan itu.

Pada hari yang sama, untuk pertama kalinya pemerintah AS mengakui penderitaan warga Palestina dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Doha, Qatar.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version