Amsterdam(MedanPunya) Otoritas Belanda mengusir dua terduga mata-mata Rusia yang berkedok sebagai diplomat. Pengusiran ini dilakukan setelah Belanda berhasil membongkar jaringan mata-mata Rusia yang menargetkan industri teknologi canggih.
Badan Intelijen dan Keamanan Belanda (AIVD) menuturkan bahwa para agen dari dinas intelijen sipil SVR membangun jaringan sumber yang ‘substansial’ yang bisa merusak kepentingan nasional Belanda.
Otoritas Rusia menyebut pengusiran oleh Belanda itu sebagai langkah ‘provokatif’ dan menyatakan akan membalasnya. Kasus ini berpotensi semakin memperburuk hubungan antara Belanda dan Rusia yang membeku sejak ditembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 tahun 2014 lalu.
Dijelaskan AIVD dalam pernyataannya bahwa pihaknya ‘baru-baru ini membongkar jaringan spionase’ yang melibatkan dua warga Rusia. Keduanya disebut sebagai diplomat terakreditasi di Kedutaan Besar Rusia di Den Haag.
Salah satu warga Rusia itu, menurut AIVD, menargetkan orang-orang yang bekerja di sektor teknologi tinggi Belanda, terutama perusahaan yang mengurusi kecerdasan buatan, semikonduktor dan nanoteknologi, untuk digunakan dalam penerapan sipil maupun militer.
“Beberapa individu dibayar oleh agen intelijen sebagai imbalan untuk informasi (yang diberikan),” sebut Dinas Intelijen Belanda.
Satu warga Rusia lainnya, sebut AIVD, memainkan ‘peran pendukung’.
Dituturkan Menteri Dalam Negeri Belanda, Karin Ollongren, bahwa Duta Besar Rusia telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Belanda.
“Jaringan mata-mata kemungkinan besar menyebabkan kerusakan pada organisasi-organisasi di mana sumber-sumber mereka sedang atau pernah aktif dan dengan demikian, kemungkinan juga terhadap perekonomian dan keamanan nasional Belanda,” sebut Ollongren.
Pengumuman ini disampaikan sehari setelah Badan Obat-obatan Eropa yang berkantor di Belanda terkena serangan siber yang menargetkan data vaksin virus Corona (COVID-19). Tidak ada indikasi bahwa kedua insiden itu saling terkait.
Ketua Komisi Urusan Luar Negeri pada parlemen Rusia, Duma, Leonid Slutsky, menyatakan Rusia akan ‘dipaksa mengambil tindakan yang setimpal’.
“Saya yakin bahwa respons yang pantas akan menyusul tepat pada waktunya,” sebut Slutsky.
Lebih lanjut, Slutsky menyebut langkah Belanda sebagai ‘satu lagi sikap provokatif’ dan tuduhan spionase yang dilontarkan ke Rusia itu ‘tidak berdasar’.***dtc/mpc/bs