Washington DC(MedanPunya) Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dirinya akan mengeluarkan permintaan maaf resmi atas perlakuan terhadap anak-anak penduduk asli Amerika, yang secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka oleh pemerintah AS dan dimasukkan ke dalam sekolah-sekolah asrama yang penuh kekerasan.
Selama lebih dari 150 tahun, sekolah-sekolah itu berusaha untuk mengasimilasi penduduk asli Amerika secara paksa. Laporan pemerintah baru-baru ini merinci berbagai kasus pelecehan fisik, mental, dan seksual, serta kematian lebih dari 950 anak-anak tersebut.
“Saya akan melakukan sesuatu yang seharusnya sudah dilakukan sejak lama,” kata Biden pada Kamis (24/10) waktu setempat. “Untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada bangsa Indian atas cara kita memperlakukan anak-anak mereka selama bertahun-tahun,” imbuhnya.
Biden dijadwalkan menyampaikan permintaan maaf resmi pada hari Jumat (25/10) waktu setempat saat berkunjung ke Gila River Indian Reservation di Arizona, salah satu negara bagian dengan populasi penduduk asli Amerika tertinggi di negara itu, dan medan pertempuran utama dalam pemilihan umum AS.
Sekolah-sekolah asrama yang dikelola oleh pemerintah AS itu tersebut, beroperasi sejak awal abad ke-19 hingga 1970-an. Laporan pemerintah menemukan sedikitnya 973 anak meninggal di sekolah-sekolah ini, banyak di antaranya yang jauh dari rumah asal mereka.
Menteri Dalam Negeri Deb Haaland merupakan kekuatan utama di balik investigasi yang menghasilkan laporan pemerintah tersebut.
“Selama lebih dari satu abad, puluhan ribu anak-anak Pribumi yang berusia empat tahun, diambil dari keluarga dan komunitas mereka dan dipaksa masuk ke sekolah asrama,” kata Haaland kepada wartawan. “Ini termasuk keluarga saya sendiri,” ujarnya.
“Selama beberapa dekade, bab yang mengerikan ini disembunyikan dari buku-buku sejarah kita,” lanjutnya. “Tetapi sekarang pekerjaan pemerintahan kita akan memastikan bahwa tidak seorang pun akan pernah melupakannya,” cetusnya.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan permintaan maaf tersebut dikeluarkan untuk “mengingat dan mengajarkan sejarah kita secara utuh, meskipun itu menyakitkan.”
“Bahwa presiden mengambil langkah itu besok adalah sangat bersejarah, saya tidak yakin saya dapat mengungkapkan dampaknya dengan kata-kata,” kata Haaland.***dtc/mpc/bs