Washington(MedanPunya) Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Rusia untuk tidak menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina. Biden menyebut jika eskalasi menggunakan senjata nuklir terjadi maka akan menjadi kesalahan besar.
Peringatan itu dilontarkan Biden saat ditanya oleh wartawan soal apakah menurutnya Rusia sedang mempersiapkan serangan ‘bom kotor’ yang kemudian akan disalahkan pada Ukraina.
“Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis,” tegas Biden dalam pernyataannya pada Selasa (25/10) waktu setempat.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa Kiev bisa mengerahkan apa yang disebutnya sebagai ‘bom kotor’ di wilayahnya sendiri.
Bom kotor atau bom radioaktif merupakan senjata yang dirancang untuk menggabungkan perangkat peledak konvensional, seperti dinamit, dengan material radioaktif, seperti uranium, atau material biologi maupun kimia lainnya, untuk disebarkan di area yang luas melalui ledakan.
AS dan sekutu-sekutunya membantah tuduhan Rusia itu dan menduga Moskow sendiri yang mungkin menggunakan ‘bom kotor’ dalam serangan bendera palsu (false-flag attack), untuk membenarkan penggunaan senjata nuklir konvensional di wilayah Ukraina.
“Saya tidak menjamin bahwa ini merupakan operasi bendera palsu. Kami tidak tahu,” ucap Biden.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, dalam pernyataan pada Selasa (25/10) waktu setempat, mengingatkan bahwa Rusia akan menghadapi akibatnya dengan menggunakan senjata seperti itu.
“Jika Rusia menggunakan senjata nuklir atau bom kotor, akan ada konsekuensinya,” tegas juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Pat Ryder, kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih detail.
Sebelumnya, otoritas Ukraina mengundang sejumlah pakar dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) datang ke wilayahnya, untuk memeriksa langsung tuduhan ‘bom kotor’ yang dilontarkan Rusia kepada Kiev. Ukraina telah membantah tuduhan Moskow itu sebagai ‘kebohongan palsu’.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Dmytro Kuleba menuturkan via Twitter pada Senin (24/10), bahwa dirinya telah berbicara via telepon dengan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi.
“Dalam percakapan telepon saya … saya secara resmi mengundang IAEA untuk segera mengirim para pakar ke fasilitas-fasilitas damai di Ukraina, yang diklaim secara menipu oleh Rusia tengah mengembangkan bom kotor,” sebutnya.
IAEA dalam tanggapannya menyatakan akan mengirimkan dua pemeriksa ke dua lokasi nuklir di Ukraina, setelah menerima undangan otoritas Kiev.***dtc/mpc/bs