Bom Menyeramkan Dikirim Amerika, Ini Janji Menhan Ukraina

Kyiv(MedanPunya) Amerika Serikat akan mengirimkan bom cluster ke Ukraina, untuk membantu melawan Rusia. Menhan Ukraina, Oleksii Reznikov, berjanji menggunakan senjata kontroversial itu dengan bertanggungjawab.

Bom cluster yang meledak di tanah dan melemparkan banyak bom lain ke segala arah, kadang gagal meledak sehingga membahayakan warga sipil dalam waktu lama. Bahkan korbannya sudah banyak. Dalam kicauannya, Oleksii menilai Ukraina membutuhkan bom itu. Terlebih Rusia sering menembakkannya.

“Kami menyambut keputusan AS menyediakan Ukraina senjata baru yang akan secara signifikan membantu kami merebut teritori sembari menyelamatkan tentara Ukraina,” tulisnya di Twitter.

“Penting dicatat bahwa Rusia menggunakan bom cluster dari hari pertama dalam agresi skala besar mereka. Di Februari-Maret 2022 di Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina dengan lebih dari sejuta populasi, dibombardir oleh bom cluster Rusia,” paparnya.

“Posisi kami sederhana, kami perlu membebaskan teritori kami dan menyelamatkan nyawa warga kami. Untuk itu, kami perlu mengalahkan musuh yang menduduki teritori kami. Semakin banyak kerugian mereka, semakin banyak nyawa orang Ukraina yang bisa kami selamatkan,” tambah Oleksii.

Dalam penggunaan bom cluster, sang Menhan berjanji hanya akan mengincar wilayah yang diduduki Rusia, bukan ke wilayah Rusia. Kemudian, bom itu tidak akan dipakai di perkotaan melainkan hanya di area yang terdapat banyak militer Rusia.

Ukraina juga akan mencatat di area mana saja bom cluster digunakan. Lalu nanti saat kemenangan sudah didapatkan, bom itu akan dibersihkan. “Kami akan melapor ke mitra kami tentang penggunaan bom itu dan efisiensinya untuk memastikan standar transparansi,” pungkasnya.

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan AS akan mengirim versi bom cluster yang dirancang dengan teknologi agar lebih sedikit bom gagal meledak.

“Kami sadar ini menciptakan risiko bahaya sipil dari persenjataan yang tak meledak. Itu mengapa kami menunda keputusan selama mungkin. Tapi ada juga risiko kerusakan sipil sangat besar jika pasukan dan tank Rusia mengambil posisi Ukraina dan mengambil lebih banyak wilayah dan menaklukkan lebih banyak warga sipil, karena Ukraina tak punya cukup artileri. Itu tidak bisa ditolerir bagi kami,” cetus Sullivan.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version