Bos Intelijen AS-Rusia Bertemu Bahas Ancaman Nuklir

Ankara(MedanPunya) Kepala intelijen Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pertemuan yang langka di Ankara, Turki untuk membahas ancaman nuklir Rusia di Ukraina serta warga AS yang ditahan Rusia.

Gedung Putih menyatakan, dalam pertemuan yang digelar pada Senin (14/11) waktu setempat itu, Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns bertemu dengan Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen luar negeri Rusia, SVR. Ini menjadi pembicaraan langsung tingkat tertinggi antara pejabat kedua negara sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkonfirmasi pertemuan itu. Sementara juru bicara Kremlin, Dmitri Peskovx mengatakan pertemuan itu terlaksana sebagai “inisiatif pihak Amerika,” menurut media Rusia.

Peskov menolak untuk memberikan rincian tentang pembicaraan tersebut.

Namun, Gedung Putih mengatakan Burns yang merupakan mantan duta besar Washington untuk Moskow, menyampaikan peringatan terhadap ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir taktis dalam perang Ukraina.

Menurut pernyataan Gedung Putih, peringatan bos CIA tersebut adalah “tentang konsekuensi penggunaan senjata nuklir oleh Rusia, dan risiko eskalasi stabilitas strategis.”

Amerika Serikat telah memperingatkan selama berbulan-bulan atas ancaman Rusia untuk menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina jika integritas teritorialnya terancam.

Pada 21 September, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara Barat sedang berusaha untuk “menghancurkan” negaranya. Putin pun melontarkan apa yang secara luas dianggap sebagai ancaman untuk menggunakan senjata nuklir.

“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan,” kata Putin saat itu.

Pernyataan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih pada Senin (14/11) menekankan bahwa Burns tidak berada di Ankara untuk membahas cara-cara mengakhiri perang di Ukraina, di mana pasukan Rusia telah dipukul mundur dari kota strategis Kherson, tetapi masih menduduki sebagian besar wilayah.

“Dia tidak melakukan negosiasi apapun. Dia tidak membahas penyelesaian perang di Ukraina,” demikian pernyataan itu.

“Kami dengan tegas berpegang pada prinsip dasar kami: tak ada apa-apa tentang Ukraina tanpa Ukraina,” imbuhnya.

Pernyataan Gedung Putih itu menyebut kedua pejabat itu juga membahas masalah warga AS yang ditahan “secara tidak adil” di Rusia.

Rusia telah memenjarakan bintang bola basket AS Brittney Griner, ditangkap tahun lalu di Moskow atas tuduhan narkoba, serta Paul Whelan, seorang pejabat perusahaan pemasok mobil yang dihukum karena mata-mata setelah penangkapannya pada 2018.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyuarakan harapan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan bernegosiasi “lebih serius” untuk membebaskan Griner, yang dijatuhi hukuman penjara 9 tahun.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version