Beijing(MedanPunya) China mengutuk Amerika Serikat (AS) setelah satu unit kapal perusak milik Angkatan Laut “Negeri Paman Sam” berlayar melalui Selat Taiwan.
Pada Selasa (22/6), kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, USS Curtis Wilbur, dilaporkan berlayar di Selat Taiwan.
Armada ke-7 Angkatan Laut AS menyatakan, USS Curtis Wilbur sah melakukan pelayaran di Selat Taiwan karena sesuai dengan hukum internasional.
“Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Armada ke-7 Angkatan Laut AS.
Setelah pelayaran kapal perusak milik AS di Selat Taiwan tersebut, China menyebut AS sebagai pembuat risiko keamanan terbesar di kawasan.
Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, pasukan mereka memantau kapal itu sepanjang pelayarannya dan memperingatkannya.
“Pihak AS sengaja memainkan trik lama yang sama dan menciptakan masalah dan mengganggu hal-hal di Selat Taiwan,” kata komando tersebut.
“Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa AS adalah pencipta risiko terbesar bagi keamanan regional, dan kami dengan tegas menentang ini,” sambungnya.
Pelayaran USS Curtis Wilbur ke jalur laut sensitif tersebut berselang sepekan pasca-China melakukan pelanggaran besar-besaran di zona pertahanan udara Taiwan.
Kala itu, sebanyak 28 unit pesawat milik Angkatan Udara China memasuki zona pertahanan udara Taiwan.
Di antara ke-28 pesawat milik Angkatan Udara China itu, terdapat jet tempur dan pesawat pengebom yang mempu membawa senjata nuklir.
Sementara itu, setiap bulan atau lebih, Angkatan Laut AS kerap melakukan operasi semacam itu di Selat Taiwan.
Seperti kebanyakan negara lainnya, “Negeri Paman Sam” tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.
Namun, Washington merupakan pendukung utama Taipei dan merupakan penjual utama bagi negara pulau tersebut.
Ketegangan militer antara Taiwan dan “Negeri Panda” telah meningkat selama setahun terakhir.
Taipei kerap kali mengeluhkan bahwa China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udaranya.
China mengatakan, aktivitasnya di sekitar Taiwan bertujuan untuk melindungi kedaulatan China dan menghalangi pasukan asing.
Pasalnya, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.***kps/mpc/bs