Riyadh(MedanPunya) Seorang pangeran Arab Saudi yang ditahan di sebuah vila yang dijaga ketat di Riyadh, telah dipindahkan ke sebuah ‘lokasi yang dirahasiakan’. Pangeran Saudi ini ditahan tanpa ada dakwaan resmi yang dijeratkan terhadapnya.
Informasi itu diungkapkan oleh seorang anggota parlemen Eropa dalam suratnya yang dilihat AFP pada Sabtu (2/12) waktu setempat. Pangeran Saudi yang bernama Pangeran Salman bin Abdulaziz itu sudah nyaris tiga tahun terakhir ditahan bersama ayahnya, Abdulaziz bin Salman.
Keduanya ditahan sejak Januari 2018 saat otoritas Saudi meluncurkan operasi penindakan besar-besaran. Para pendukung Pangeran Salman yang kini berusia 37 tahun bertanya-tanya mengapa anggota keluarga kerajaan kecil yang tidak memberikan ancaman terhadap Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, itu menjadi target penangkapan.
Pemindahan lokasi penahanan Pangeran Salman itu juga menyoroti penolakan Saudi terhadap tekanan internasional yang menyerukan pembebasannya.
Dituturkan dua sumber bahwa Pangeran Salman yang mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Sorbonne, Prancis ini ditahan bersama ayahnya di sel isolasi selama sekitar satu tahun di penjara Al-Hai’r yang memiliki pengamanan ketat di dekat Riyadh, kemudian dipindahkan ke sebuah vila setempat yang dijaga ketat.
Pada Maret lalu, Pangeran Salman sempat dipindahkan ke lokasi penahanan rahasia sebelum dikembalikan ke vila yang sama sekitar dua bulan kemudian. Pemindahan itu dilakukan saat upaya lobi Amerika Serikat (AS) dan petisi dari anggota parlemen Eropa yang menyerukan pembebasannya.
Pada Sabtu (28/11) lalu, menurut anggota parlemen Eropa, Marc Tarabella, Pangeran Salman dan ayahnya dipindahkan dari vila itu dan ‘dibawa ke lokasi yang dirahasiakan’.
“Jelas bahwa perampasan kebebasan mereka saat ini merupakan tindakan sewenang-wenang, dan mengarah pada pelanggaran kewajiban domestik dan internasional Saudi,” tulis Tarabella dalam suratnya kepada Duta Besar Saudi untuk Uni Eropa.
“Saya mendesak Anda untuk meminta pemerintah Saudi agar memberitahukan segera keberadaan mereka,” imbuhnya.
Surat dari Tarabella yang menjabat Wakil Ketua Delegasi Parlemen Eropa untuk hubungan dengan Semenanjung Arab ini, juga dikirimkan kepada Kedutaan Besar Saudi di Prancis dan Belgia.
Sejauh ini, otoritas Saudi belum memberikan komentar secara terbuka soal kasus tersebut. Saudi juga tidak menanggapi permintaan AFP untuk mengomentari pemindahan lokasi penahanan itu.
Salah satu sumber lainnya yang dekat dengan Pangeran Salman dan ayahnya mengungkapkan bahwa lokasi penahanan keduanya saat ini tidak diketahui. “Tidak ada yang tahu ke mana mereka memindahkan keduanya,” tutur sumber ini.
Pangeran Salman dan ayahnya biasanya diperbolehkan melakukan panggilan telepon rutin dengan keluarga mereka, namun komunikasi itu terhenti sejak Sabtu (28/11) lalu. “Mereka telah menghilang,” imbuh sumber tersebut.
Pada Agustus lalu, dua kelompok HAM — Mena Rights Group dan ALQST — mengajukan laporan soal penahanan Pangeran Salman dan ayahnya ke Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sejak ditahan, keduanya dilaporkan tidak pernah diinterogasi sama sekali oleh otoritas Saudi.
Para pengamat menyebut bahwa hal yang mungkin membuat kesal Kerajaan Saudi adalah pertemuan Pangeran Salman dengan anggota Kongres AS, Adam Schiff, sebelum pilpres 2016. Schiff diketahui kerap mengkritik Presiden Donald Trump yang merupakan pendukung setia Pangeran Mohammed.***dtc/mpc/bs