Dokter di China Mengaku Diminta Tidak Menulis Covid-19 sebagai Penyebab Kematian Pasien

Beijing(MedanPunya) Sejumlah dokter di China mengaku diminta tidak menuliskan Covid-19 sebagai penyebab kematian pasien, selama shift sibuk di puncak lonjakan Covid negara itu.

Seorang dokter di rumah sakit swasta mengatakan, ada pemberitahuan tercetak di unit gawat darurat yang berbunyi, dokter diupayakan tidak menulis kegagalan pernapasan sebagai Covid pada sertifikat kematian.

Sebaliknya, jika mendiang memiliki penyakit bawaan, itu yang harus disebutkan sebagai penyebab utama kematian. Pemberitahuan tersebut salinannya dilihat oleh Reuters.

Jika dokter yakin kematian itu semata-mata disebabkan oleh pneumonia Covid-19, mereka harus melapor kepada atasan, yang selanjutnya membuat dua tingkat konsultasi ahli sebelum mengonfirmasi kematian akibat Covid-19.

Sebanyak enam dokter di berbagai rumah sakit umum China mengatakan kepada Reuters, mereka mendapat instruksi lisan serupa yang melarang mengaitkan kematian dengan Covid.

Beberapa kerabat orang yang meninggal karena Covid berujar, penyakit itu tidak tertera di sertifikat kematian dan beberapa pasien melapor tidak dites virus corona meskipun tiba dengan gejala pernapasan.

“Kami sudah tidak mengklasifikasikan kematian akibat Covid sejak pembukaan kembali pada Desember,” kata seorang dokter di rumah sakit umum besar di Shanghai.

“Tidak ada gunanya melakukan itu karena hampir semua orang positif (Covid),” lanjutnya.

Aturan semacam itu memicu kritik dari para pakar kesehatan global dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada Sabtu (14/1), sejumlah ofisial mengatakan bahwa 60.000 orang positif Covid-19 meninggal di rumah sakit sejak perubahan kebijakan China.

Angka itu kira-kira meningkat sepuluh kali lipat dari yang dilaporkan sebelumnya, tetapi masih jauh dari perkiraan para ahli internasional yaitu lebih dari satu juta kematian terkait Covid di China tahun ini.

Adapun Pusat Pengendalian Penyakit China (CDC) dan Komisi Kesehatan Nasional (NHC) belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Para dokter dalam artikel ini menolak disebutkan namanya karena tidak diperbolehkan berbicara kepada media.

Beberapa dokter mengaku diberitahu bahwa panduan semacam itu berasal dari pemerintah, tetapi tidak ada yang tahu dari departemen mana.

Situasi ini biasa terjadi di China ketika instruksi sensitif disebarluaskan secara politis.

Namun, tiga dokter lain di rumah sakit umum berbagai kota tidak mengetahui adanya aturansemacam itu.

Salah satunya yaitu dokter senior ruang gawat darurat di provinsi Shandong menyatakan, dokter mengeluarkan sertifikat kematian berdasarkan penyebab sebenarnya dari kematian.

Akan tetapi, kategori kematiannya dapat ditentukan sendiri oleh rumah sakit atau ofisial setempat.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version