Facebook: Ada Kampanye Sesat Rusia Targetkan Afrika dan Timur Tengah

Washington(MedanPunya) Facebook menyatakan, telah menemukan kampanye yang menyebarkan informasi salah dalam platform sosial medianya yang melibatkan Rusia.

Dalam laporannya Facebook merilis terdapat tiga kampanye disinformasi yang mencakup ratusan laman Facebook (Facebook page).

Menurut serangkaian laporan yang disediakan perusahaan analisis media sosial Graphika, dan Stanford Internet Observatory, kampanye ini memiliki jutaan pengikut menargetkan Afrika dan Timur Tengah.

Terdapat dua kampanye terkait dengan penguasa asal Rusia, Yevgeniy Prigozhin. Dia dijuluki “Putin’s chef” karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Prigozhin diberi sanksi oleh pemerintah AS. Pasalnya Badan Riset Internet (IRA) Rusia, yang ia biayai telah mencoba ikut campur dalam pemilu 2016 dan 2018.

Kepala kebijakan keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher, menyatakan orang-orang di balik kampanye ini berusaha menyembunyikan identitas dan koordinasi mereka.

“Tapi penyelidikan kami berhasil menemukan tautan ke individu yang terkait dengan aktivitas sebelumnya oleh Badan Riset Internet (IRA) Rusia. Juga tautan dengan operasi sebelumnya yang kami kaitkan dengan entitas pemodal Rusia, Yevgeniy Prigozhin,” tulisnya.

Tetapi Facebook juga mencatat sesuatu yang menurutnya belum pernah terlihat sebelumnya. Yaitu bahwa dua operasi ini pengaruh saling berhadapan.

“Pertama kalinya tim kami menemukan dua kampanye – dari Perancis dan Rusia – secara aktif terlibat satu sama lain. Termasuk dengan berteman, mengomentari, dan mengkritik pihak yang berlawanan karena dianggap. palsu,” tulis Gleicher.

Facebook mengatakan telah menghapus halaman yang terlibat dalam kampanye tersebut.

Facebook dan perusahaan media sosial lainnya dianggap berhasil membatasi dampak dan jangkauan kampanye disinformasi asing pada pemilu Amerika Serikat pada 2020 secara luas.

Kampanye tersebut nyatanya masih memiliki daya tarik di negara lain.

Tapi, Facebook masih mengalami kesulitan menangani pengaruh dari operasi Prigozhin yang menargetkan orang Amerika.

Kampanye yang baru saja dihapus itu berfokus pada Afrika dan Timur Tengah, tapi memiliki jangkauan yang jauh lebih luas.

“Kampanye ini diduga memiliki beragam tujuan untuk mempromosikan kepentingan pemerintah Rusia dan kepentingan Prigozhin sendiri,” kata Shelby Grossman, yang memimpin laporan Stanford.

Tiga grup Facebook ini semuanya aktif sejak awal tahun, ketika Libya dilanda konflik sipil. Mereka menggiring pesan yang pro-Putin kepada lebih dari 100.000 pengikut.

Saat itu, AS menuduh Rusia mengirim senjata ke tentara bayaran yang mendukung Tentara Nasional Libya. Klaim ini dibantah oleh Kremlin.

Kampanye yang lebih luas dengan konten yang sama memiliki halaman penggemar untuk Putin dengan lebih dari 27.000 pengikut.

Laporan Stanford menemukan modus yang biasanya digunakan. Yaitu dengan menggunakan Facebook Page berita dan hiburan yang memproklamirkan diri sebagai lokal, walaupun sebagian besar dikelola dari Rusia.

Misalnya di negara-negara di mana Prigozhin telah berinvestasi besar-besaran dalam operasi penambangan. Facebook page palsu akan lebih berfokus pada manfaat membuka peluang pertambangan negara-negara tersebut bagi Rusia.

Seperti halnya di Sudan. Facebook Page berita asal Sudan palsu akan memuji bagaimana satu perusahaan penambangan Rusia telah memberikan bantuan Covid-19.

Prigozhin tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia menganggap Facebook sebagai alat CIA.

Sementara juru bicara pertahanan Kedutaan Besar Perancis di AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version