Washington(MedanPunya) Gedung Putih menyampaikan bantahan tegas terhadap tuduhan terbaru yang dilontarkan China soal Amerika Serikat (AS) berulang kali mengirimkan balon-balon udara ke wilayahnya. Ditegaskan Washington bahwa tidak pernah ada kendaraan udara pengintai miliknya yang terbang di wilayah udara China.
Otoritas China sebelumnya menuduh AS menerbangkan balon-balon yang mampu terbang di ketinggian yang tinggi ke wilayah udaranya tanpa izin, sebanyak lebih dari 10 kali sejak Januari 2022.
Tuduhan itu dilontarkan Beijing setelah Washington menembak jatuh balon udara tanpa awak, yang disebut AS sebagai balon mata-mata China pada 4 Februari lalu. Otoritas China bersikeras menyatakan balon udara itu merupakan kendaraan sipil dengan tujuan penelitian cuaca.
Menanggapi tuduhan terbaru China, juru bicara nasional keamanan Gedung Putih John Kirby menyampaikan bantahan tegas. Kirby menyatakan tidak ada kendaraan udara pengintai AS yang beroperasi di wilayah udara China.
Namun saat ditanya lebih lanjut oleh wartawan soal apakah kendaraan pengintai AS mengudara di wilayah-wilayah yang diklaim oleh China, Kirby menolak untuk menjawab. Beijing diketahui mengklaim perairan sengketa di Laut China Timur dan Laut China Selatan, di mana militer AS beroperasi secara rutin.
Otoritas China juga mengklaim Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, sebagai bagian dari kedaulatan wilayahnya.
“Tidak ada pesawat pengintai AS di wilayah udara China,” tegas Kirby dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Senin (13/2) waktu setempat.
Bantahan juga disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Wendy Sherman saat menggelar konferensi pers di Washington dengan mitra-mitranya dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Sherman menegaskan tidak ada balon milik pemerintah AS di langit China.
“Tidak ada balon pemerintah AS di Republik Rakyat China,” ucapnya.
“Tidak ada. Nol. Titik,” tegas Sherman dalam konferensi pers di kantor Departemen Luar Negeri AS.
Tuduhan China soal balon mata-mata AS itu semakin memperdalam perselisihan antara kedua negara, yang dimulai setelah militer Washington pada 4 Februari lalu menembak jatuh sebuah objek yang disebut sebagai balon mata-mata China.
Insiden itu bahkan membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken membatalkan rencana kunjungan bersejarah ke Beijing, yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
Sejak insiden balon mata-mata China, militer AS telah menembak jatuh tiga objek terbang tak teridentifikasi lainnya di wilayah udara Amerika Utara. Salah satu objek ditembak jatuh di wilayah udara Kanada setelah dilakukan koordinasi via telepon antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau.***dtc/mpc/bs