Gaza City(MedanPunya) Seorang pejabat tinggi Hamas mengatakan bahwa mengalahkan kelompok tersebut tidak akan mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Hal tersebut disampaikan kepala hubungan politik Hamas, Basem Naim pada hari Minggu (6/10) waktu setempat, setahun setelah serangan kelompok itu terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan media Al Arabiya English, Senin (7/10), Naim menyebut serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel sebagai “tindakan pertahanan.” Naim berpendapat bahwa Hamas tidak punya pilihan selain berperang, menuduh Israel menyabotase solusi diplomatik untuk konflik tersebut.
Pejabat Hamas itu mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza, yang dilancarkan Israel sebagai respons atas serangan itu, “bukanlah tentang Hamas.”
Dia memperingatkan bahwa, bahkan jika Israel mengalahkan Hamas, generasi baru Palestina akan bangkit di masa depan. “Dalam 10, 15 tahun, mereka akan menghadapi masalah yang sama karena mereka akan menciptakan generasi baru yang lebih berkomitmen untuk memperjuangkan kebebasan dan martabat,” katanya.
Naim pun menyatakan kekecewaannya dengan tanggapan internasional terhadap konflik tersebut. Dia menuduh masyarakat internasional membiarkan Israel “secara terang-terangan melanggar hukum internasional.” Dia mengkritik para pemimpin dunia karena gagal menghentikan apa yang ia sebut sebagai “genosida” di Gaza.
Naim mengatakan bahwa niat Hamas di balik penyanderaan pada 7 Oktober adalah untuk bernegosiasi demi pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
“Kami telah menawarkan, sejak hari pertama, pertukaran tahanan yang serius untuk membebaskan semua warga Israel yang ditangkap dan membebaskan tahanan kami. Namun Israel telah menolak semua usulan ini,” katanya.
Ketika ditanya tentang status terkini para sandera, Naim mengatakan ia tidak memiliki rincian spesifik. Namun, dia mengisyaratkan bahwa mereka juga menderita, sama seperti penduduk Gaza lainnya akibat serangan Israel.***dtc/mpc/bs