Junta Militer Myanmar Peringatkan Demonstran Berisiko Ditembak di Kepala

Naypyitaw(MedanPunya) Junta militer Myanmar memperingatkan bahwa para demonstran berisiko ditembak di kepala saat menggelar aksi memprotes kudeta. Peringatan disampaikan saat aktivis antikudeta menyerukan unjuk rasa terbaru pada Sabtu (27/3), saat militer menggelar parade dalam rangka memperingati Hari Angkatan Bersenjata.

Peringatan untuk para demonstran itu disampaikan junta militer Myanmar via saluran televisi MRTV yang dikelola militer.

“Anda seharusnya belajar … bahwa Anda bisa berada dalam bahaya ditembak di kepala dan punggung,” demikian bunyi peringatan dari junta militer Myanmar kepada para demonstran.

Laporan terbaru dari kelompok advokasi non-profit bernama Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) dan media-media lokal Myanmar menyebut bahwa sedikitnya 320 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa di negara tersebut sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu. Angka ini tercatat hingga 25 Maret.

“Kejahatan kemanusiaan dilakukan setiap hari,” ujar AAPP dalam pernyataannya.

AAPP yang memantau situasi terkini Myanmar juga melaporkan bahwa nyaris 3 ribu orang ditangkap, didakwa atau dihukum sejak kudeta.

Data AAPP juga menyebut bahwa nyaris 90 persen korban ditembak mati dan sekitar 25 persen ditembak di kepala, yang menimbulkan kecurigaan bahwa mereka sengaja menjadi target pembunuhan.

Laporan AAPP itu berbeda dengan data versi junta militer Myanmar, yang pada Selasa (23/3) waktu setempat, menyebut 164 demonstran tewas dalam unjuk rasa sejak kudeta. Disebutkan juga bahwa sembilan anggota pasukan keamanan Myanmar tewas saat menghadapi para demonstran.

Sementara itu, pada Sabtu (27/3) waktu setempat, militer Myanmar berencana menggelar parade besar-besaran untuk memamerkan kekuatannya dalam rangka memperingati Hari Angkatan Bersenjata. Laporan menyebut bahwa parade personel dan persenjataan militer akan digelar di ibu kota Naypyitaw.

Parade semacam ini sebelumnya melibatkan para personel militer dan kendaraan lapis baja, termasuk tank, jet tempur dan rudal. Muncul kekhawatiran bahwa momen ini akan memicu bentrokan terbaru. Aktivis terkemuka Myanmar, El Thinzar Maung, mendorong para demonstran kembali turun ke jalanan pada Sabtu (27/3) waktu setempat.

“Waktunya telah tiba kembali untuk memerangi penindasan militer,” tulisnya via Facebook.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version