Kalaupun Kalah di Ukraina, Rusia Akan Tetap Jadi Ancaman Bagi NATO

London(MedanPunya) Seorang pejabat tinggi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan bahwa Rusia akan tetap menjadi ancaman bagi aliansi militer itu, bahkan jika pasukannya dikalahkan di Ukraina.

“Apapun hasil perang, Rusia kemungkinan besar akan memiliki ambisi yang sama … oleh karena itu ancaman tidak akan hilang,” kata Laksamana Rob Bauer, ketua komite militer NATO.

Bauer mengatakan bahwa meski pasukan, peralatan dan amunisi Rusia telah terkuras oleh perang, negara-negara NATO meyakini Moskow akan mencoba untuk membangun kembali dan bahkan memperkuat kapasitas militernya.

“Keyakinan umum adalah bahwa Rusia akan menyusun kembali apa yang mereka miliki, mereka juga akan belajar dari konflik ini dan mencoba untuk meningkatkan apa yang mereka miliki,” kata Bauer, berbicara pada akhir pertemuan para perwira tinggi militer dari negara-negara anggota NATO.

“Jadi kemungkinan besar, lebih jauh lagi, memiliki implikasi untuk rencana-rencana kita,” tambahnya.

Petinggi NATO itu mengatakan butuh waktu bagi aliansi militer Barat tersebut untuk menilai berapa lama Rusia perlu menyusun kembali dan meningkatkan kekuatannya.

“Apakah itu tiga hingga lima tahun? Apakah tiga hingga 10 tahun? Itu sesuatu yang harus kita bicarakan bersama. Itu adalah sesuatu yang akan diteliti oleh dinas intelijen,” kata Bauer, yang komitenya merupakan otoritas militer tertinggi NATO.

Sementara itu, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kembali melontarkan ancaman untuk NATO. Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengingatkan bahwa kekalahan Rusia dalam perang di Ukraina bisa memicu perang nuklir!

“Kekalahan sebuah kekuatan nuklir dalam perang konvensional dapat memicu perang nuklir,” cetus Medvedev yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dalam pernyataan terbaru via Telegram.

“Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar di mana nasib mereka dipertaruhkan,” tegas Medvedev yang menjabat Presiden Rusia tahun 2008-2012.

Ancaman itu dilontarkan Medvedev menjelang pertemuan negara-negara NATO dan para pemimpin pertahanan berbagai negara yang mendukung Ukraina. Pertemuan dijadwalkan digelar di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat (20/1), untuk membahas strategi dan dukungan bagi upaya Barat dalam mengalahkan Rusia di Ukraina.

Lebih lanjut, Medvedev menegaskan bahwa pemimpin negara-negara NATO seharusnya memikirkan soal risiko dari kebijakan-kebijakan mereka.

Putin sebelumnya menyebut ‘operasi militer khusus’ yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai pertempuran eksistensial dengan Barat yang agresif dan arogan. Dia juga menegaskan bahwa Moskow akan menggunakan segala cara yang ada untuk melindungi wilayah dan rakyatnya.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version