Pyongyang(MedanPunya) Korea Utara menyebut Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebagai penghancur perdamaian dan stabilitas dunia yang paling buruk.
Kecaman tersebut disampaikan Direktur Jenderal Departemen Pers dan Informasi Kementerian Luar Negeri Korea Utara Jo Yong Sam pada Sabtu (6/8).
Jo menyampaikan itu setelah Pelosi melakukan safari ke Asia, termausk mengunjungi Taiwan dan Korea Selatan.
Pelosi mendatangi Korea Selatan setelah mengunjungi Taiwan. Kunjungan Pelosi ke Taiwan membuat Beijing murka lantas menggelar latihan militer besar di Selat Taiwan.
Ketika di Korea Selatan, Pelosi mengunjungi daerah perbatasan Korea Utara dan membahas program nuklir Korea Utara dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin Pyo.
Menurut Kim, keduanya setuju untuk mendukung denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea, berdasarkan pencegahan yang kuat dan diperluas terhadap Korea Utara serta diplomasi.
Di sisi lain, Jo mengecam Pelosi atas kunjungannya ke perbatasan dan diskusi tentang pencegahan anti-Korea Utara.
“Pelosi yang mendapat kecaman dari China karena menghancurkan perdamaian dan stabilitas regional dengan mengunjungi Taiwan, menimbulkan suasana konfrontasi,” kata Jo.
Jo berpendapat, perilaku Pelosi di Korea Selatan jelas menunjukkan kebijakan bermusuhan pemerintahan Presiden AS Joe Biden terhadap Korea Utara.
“Ini akan menjadi kesalahan fatal baginya untuk berpikir bahwa dia bisa bebas dari hukuman di Semenanjung Korea,” ucap Jo.
“AS harus membayar mahal untuk semua sumber masalah yang ditimbulkan olehnya ke mana pun dia pergi,” imbuhnya.
Kunjungan Pelosi ke Area Keamanan Bersama (JSA) di perbatasan Korea pada Kamis (4/8) menjadikannya pejabat tinggi AS pertama yang ke sana sejak kunjungan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2019 untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Daerah tersebut dikendalikan bersama oleh Komando PBB yang dipimpin AS dan Korea Utara.
Selama mengunjungi JSA, Pelosi tidak membuat pernyataan publik yang kuat terhadap Korea Utara.
Dia mengunggah beberapa foto dari JSA di Twitter dan menulis, “Kami menyampaikan rasa terima kasih dari Kongres dan negara atas patriotisme dari prajurit kami, yang berdiri sebagai penjaga demokrasi di Semenanjung Korea.”***kps/mpc/bs