Musuh Israel Bertambah, Al Shabaab Siap Perang Usai Netanyahu Akui Somaliland

Mogadishu(MedanPunya) Kelompok milisi Al Shabaab di Somalia menjadi musuh terbaru Israel, menyusul keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui kemerdekaan Somaliland pada Jumat (26/12).

Al Shabaab pada Sabtu (27/12) menyatakan, akan menentang segala bentuk upaya Israel memanfaatkan wilayah Somaliland.

Adapun langkah Netanyahu menjadikan Israel sebagai negara pertama yang mengakui pemisahan Somaliland dari Somalia pada 1991.

“Kami tidak akan menerimanya, dan kami akan melawannya,” kata juru bicara Al Shabaab, Ali Dheere.

Menurut Dheere, pengakuan Israel terhadap Somaliland mencerminkan upaya memperluas pengaruh ke wilayah Somalia.

Ia pun menyayangkan adanya warga Somalia yang menyambut pengakuan tersebut dengan antusias.

“Sungguh penghinaan tingkat tertinggi hari ini, melihat sebagian warga Somalia merayakan pengakuan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” ucapnya.

Somalia sendiri telah memerangi kelompok Al Shabaab selama hampir dua dekade.

Meskipun keamanan di Ibu Kota Mogadishu membaik, konflik bersenjata masih terus berlangsung di sejumlah daerah.

Dengan perlawanan yang dilontarkan Al Shabaab, musuh Israel kini bertambah setelah Hamas, Hizbullah, Houthi, Iran, dan beberapa kelompok bersenjata lainnya.

Pemerintah Somalia secara tegas mengecam pengakuan Israel atas Somaliland. Mereka menyebut langkah itu sebagai bentuk pelanggaran terhadap kedaulatan nasional.

Penolakan juga datang dari Uni Afrika. Kepala Uni Afrika Mahamoud Ali Youssouf menegaskan pentingnya menghormati batas-batas wilayah di Afrika.

“Setiap upaya untuk merusak persatuan, kedaulatan, dan integritas teritorial Somalia berisiko menciptakan preseden berbahaya dengan implikasi luas bagi perdamaian dan stabilitas di seluruh benua,” ujarnya.

Youssouf menegaskan, setiap bentuk inisiatif yang bertujuan mengakui Somaliland sebagai entitas independen harus ditolak.

“Somaliland tetap menjadi bagian integral dari Republik Federal Somalia,” tegasnya.

Turkiye dan Mesir turut menyuarakan penolakan. Pemerintah Ankara menyebut pengakuan Israel sebagai bentuk campur tangan terang-terangan terhadap urusan dalam negeri Somalia.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan dukungan penuh bagi kedaulatan dan keutuhan wilayah Somalia.

“Penghormatan terhadap persatuan, kedaulatan, dan integritas wilayah negara merupakan pilar fundamental stabilitas sistem internasional dan tidak boleh dilanggar atau diabaikan dengan dalih apa pun,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Mesir.***kps/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Exit mobile version