Gaza(MedanPunya) Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/1) menolak persyaratan dari Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan para sandera.
“Sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, Hamas menuntut diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa,” kata Netanyahu.
“Saya langsung menolak syarat Hamas,” lanjut Netanyahu.
Berdasarkan kesepakatan pada akhir November 2023 yang ditengahi Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir, dari sekitar 240 sandera di Gaza, lebih dari 100 di antaranya dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Sejak itu, Netanyahu menghadapi tekanan semakin besar untuk menjamin pembebasan 136 sandera sisanya.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menuntut Netanyahu menyatakan, dirinya tidak akan meninggalkan warga sipil, tentara, dan orang lain yang diculik sejak perang pecah pada Oktober.
“Kita harus memajukan kesepakatan sekarang,” katanya. “Jika perdana menteri memutuskan mengorbankan para sandera, dia harus menunjukkan kepemimpinannya dan secara jujur menyatakan posisinya kepada masyarakat Israel.”
Kerabat para sandera yang melakukan protes di luar kediaman Netanyahu juga menuntut tindakan.
“Kami membutuhkan pemerintah segera memperbaiki masalah yang mereka timbulkan dan segera memulangkan para sandera ini, kata Jon Polin, ayah dari Hersh Goldberg-Polin yang merupakan salah satu sandera.
Netanyahu juga mengambil sikap lebih tegas terhadap isu kenegaraan Palestina dibandingkan sebelumnya.
“Saya tidak akan berkompromi mengenai kendali penuh keamanan Israel atas seluruh wilayah sebelah barat Sungai Yordan,” ujar dia.
Presiden AS Joe Biden pada Jumat (19/1/2024) berbicara dengan Netanyahu tentang kemungkinan solusi pembentukan negara Palestina yang merdeka, dan menyarankan satu jalan dengan melibatkan pemerintahan non-militer.***dtc/mpc/bs