Abuja(MedanPunya) Militer Nigeria tengah menyelidiki kabar bahwa pemimpin kelompok militan Boko Haram, Abubakar Shekau tewas bunuh diri setelah meledakkan dirinya untuk menghindari penangkapan oleh kelompok militan saingan.
Ini merupakan laporan terbaru mengenai kematian Shekau setelah sebelumnya sejumlah laporan serupa muncul dan terbukti tidak benar. Namun, banyak warga Nigeria berharap kali ini kabar tersebut benar dan mereka akhirnya dapat terbebas dari kelompok radikal tersebut.
“Kami sedang memeriksanya dengan cermat,” kata juru bicara Angkatan Darat Nigeria, Mohammed Yerima.
“Dulu, kami telah melaporkan bahwa dia sudah mati dan kemudian dia kembali. Itu memalukan,” imbuhnya.
Sebuah laporan internal oleh badan intelijen Nigeria mengatakan bahwa Shekau meledakkan bahan peledak hingga menewaskannya pada Rabu (19/5) malam waktu setempat dalam baku tembak sengit dengan para militan Negara Islam di Provinsi Afrika Barat, atau ISWAP, yang mencoba menangkapnya di tempat persembunyiannya di Hutan Sambisa.
Shekau dikenal karena video mengerikan dan penggunaan pelaku bom bunuh diri anak-anak dalam pembantaian di seberang Danau Chad Basin.
Sementara militer Nigeria mengatakan sedang menyelidiki klaim tersebut, banyak orang seperti warga Abuja, Kelvin Godwin bersuka cita mendengar kabar kematian Shekau.
“Pada titik ini, saya cukup senang bahwa dia sudah mati dan saya berdoa dia benar-benar mati dan, itu saja yang mungkin akan mengurangi rasa tidak aman yang kami miliki di Nigeria karena pemimpin mereka sudah mati,” kata Godwin.
Namun, beberapa pakar keamanan skeptis. Ebenezer Oyetakin mengatakan masih terlalu dini untuk merayakannya.
“Setiap orang, termasuk militer Nigeria, memiliki semua alasan untuk meragukan apakah dia telah ditangkap atau bunuh diri, seperti yang diklaim beberapa orang. Dia tampaknya bukan hanya seekor kucing dengan sembilan nyawa, saya pikir itu lebih dari delapan belas nyawa, karena di masa lalu baik militer, militer gabungan dan semuanya telah mengklaim dia terbunuh,” kata Oyetakin.
Pemerintah Nigeria terus memerangi pemberontakan militan Boko Haram yang dipimpin Shekau sejak 2009. Pada bulan April 2014, kelompok tersebut menjadi terkenal secara global setelah penculikan terhadap 276 siswi dari sekolah menengah negeri di kota Chibok.
Tapi dua tahun kemudian, beberapa anggota Shekau membelot, bersumpah setia kepada kelompok militan ISIS dan menciptakan ISWAP. Perebutan kekuasaan antara kedua kelompok telah membara sejak saat itu.
Oyetakin mengatakan jika kematian Shekau benar adanya, persaingan di antara para militan bisa menjadi kesempatan bagi militer Nigeria untuk meningkatkan serangannya terhadap Boko Haram.***dtc/mpc/bs