Jenewa(MedanPunya) Pakar hak asasi manusia (HAM) PBB pada Selasa (9/7) menuduh Israel dengan sengaja menciptakan kelaparan di Gaza yang telah mengakibatkan kematian anak-anak.
“Kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel terhadap rakyat Palestina merupakan bentuk kekerasan genosida dan telah mengakibatkan kelaparan di seluruh Gaza,” kata 10 pakar independen PBB dalam sebuah pernyataan.
PBB belum secara resmi menyatakan adanya bencana kelaparan di Jalur Gaza.
Namun, para pakar, termasuk pelapor khusus PBB untuk hak atas pangan Michael Fakhri, menegaskan bahwa tidak dapat disangkal lagi sekarang kelaparan sedang berlangsung di Jalur Gaza.
“Sebanyak 34 orang Palestina telah meninggal karena kekurangan gizi sejak 7 Oktober, sebagian besar adalah anak-anak,” kata para ahli, yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB tetapi tidak berbicara atas nama PBB.
Misi Israel untuk PBB di Jenewa mengecam pernyataan tersebut.
Mereka justru menuduh Fakhri dan para pakar lain yang bergabung dengannya, terbiasa menyebarkan informasi keliru, seperti halnya mendukung propaganda Hamas dan melindungi organisasi itu dari pengawasan.
Sementara itu, para pakar PBB mendaftarkan tiga anak yang baru-baru ini meninggal karena kekurangan gizi, setelah sejumlah anak lainnya dikatakan mati kelaparan di Gaza utara awal tahun ini.
Fayez Ataya yang berusia 6 bulan dan Abdulqader Al-Serhi yang berusia 13 tahun meninggal pada 30 Mei dan 1 Juni di Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza, sedangkan Ahmad Abu Reida yang berusia 9 tahun meninggal pada 3 Juni di tenda yang menampung keluarganya yang mengungsi di Khan Yunis, kata mereka.
“Dengan meninggalnya anak-anak ini akibat kelaparan meskipun ada perawatan medis di Gaza tengah, tidak diragukan lagi bahwa kelaparan telah menyebar dari Gaza utara ke Gaza tengah dan selatan,” kata mereka.
Para pakar mengecam dunia tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah bencana ini.
“Ketika seorang bayi berusia 2 bulan dan Yazan Al Kafarneh yang berusia 10 tahun meninggal dunia karena kelaparan pada 24 Februari dan 4 Maret lalu, hal ini menegaskan bahwa kelaparan telah melanda Gaza utara,” ujar mereka.
“Seluruh dunia seharusnya melakukan intervensi lebih awal untuk menghentikan kampanye kelaparan genosida Israel dan mencegah kematian-kematian ini. Kelambanan adalah keterlibatan,” tegas para pakar PBB.
Gaza telah menghadapi krisis kemanusiaan yang mendalam sejak perang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Israel melakukan serangan militer balasan yang telah menewaskan sedikitnya 38.243 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan, sebanyak 60 kasus malanutrisi akut parah, yang juga dikenal sebagai wasting telah terdeteksi minggu lalu di rumah sakit anak Kamal Adwan di bagian utara Jalur Gaza.
Itu adalah bentuk malanutrisi yang paling mematikan.
PBB telah lama memperingatkan akan adanya ancaman kelaparan, terutama di bagian utara, tetapi belum ada yang secara resmi mengumumkannya.
Di sisi lain, Misi Israel pada Selasa menyoroti penilaian terbaru oleh kemitraan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang menetapkan kelaparan belum terjadi setelah akses bantuan agak membaik.
“Israel terus meningkatkan koordinasi dan bantuannya dalam pengiriman bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza,” kata misi tersebut.
Mereka kemudian mengeklaim Hamas dengan sengaja mencuri dan menyembunyikan bantuan dari warga sipil.
Pihak berwenang Hamas sendiri telah mengeluarkan sebuah pernyataan pada Selasa yang menggambarkan “bencana kemanusiaan dan kelaparan yang semakin parah”.
Mereka menuduh pemerintah Israel melanjutkan strategi kelaparan dan mencegah masuknya truk-truk bantuan makanan untuk hari ke-64 berturut-turut.
“Perang kelaparan yang terus berlanjut mengancam bencana kemanusiaan dan lebih banyak lagi anak-anak yang tidak berdosa,” kata pernyataan itu.***kps/mpc/bs