Para Pemimpin Arab Khawatir dengan Memanasnya Iran-AS

Jakarta(MedanPunya) Para pemimpin Arab menyuarakan kekhawatiran di depan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang konflik baru di kawasan itu karena ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan di Sidang Umum PBB yang tahun ini berlangsung secara virtual, dengan para pemimpin mengirimkan rekaman pidato dikarenakan pandemi COVID-19.

Dua hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan tekanan terhadap Iran, para pemimpin Irak dan Arab Saudi menyuarakan keprihatinan tentang kawasan itu.

“Kami tidak ingin Irak menjadi semacam taman bermain bagi pasukan lain yang akan saling membunuh di wilayah kami,” kata Presiden Irak Barham Saleh dalam pidatonya.

“Kami telah menyaksikan cukup banyak perang dan cukup banyak serangan terhadap kedaulatan kami,” katanya.

Trump pada Januari lalu memerintahkan serangan pesawat tak berawak di Baghdad, Irak yang menewaskan jenderal paling terkemuka Iran, Qasem Soleimani, serta pemimpin paramiliter Syiah Irak. Serangan itu meningkatkan seruan di Baghdad untuk pengusiran pasukan AS dari Irak.

Trump menolak seruan penarikan, tetapi bulan ini memerintahkan pengurangan drastis pasukan AS di Irak sebagai bagian dari janji pemilihannya untuk menghentikan perang “tanpa akhir”.

Saleh mengisyaratkan rasa frustrasi di Irak dengan kelompok-kelompok “anarkis”, yang tembakan roketnya ke pasukan AS telah mendorong serangan pesawat tak berawak tersebut.

Senada dengan itu, Raja Arab Saudi Salman menggunakan pidatonya untuk menyuarakan keprihatinan tentang Iran dan menunjuk pada serangan pesawat tak berawak tahun lalu di ladang minyak kerajaan, yang menurut Washington dilakukan oleh Teheran dengan melanggar embargo senjata.

“Tangan kerajaan diulurkan ke Iran dalam damai dengan sikap positif dan terbuka selama beberapa dekade terakhir, tetapi tidak berhasil,” ujar Salman.

“Kerajaan menyambut baik upaya internasional untuk menangani program nuklir Iran, tetapi berkali-kali seluruh dunia menyaksikan bagaimana rezim Iran mengeksploitasi upaya ini untuk mengintensifkan kegiatan perluasannya,” katanya, seraya menuduh Iran melakukan “terorisme.”

Diketahui bahwa Arab Saudi telah terlibat dalam kampanye berdarah melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, di mana beberapa serangan udara telah menewaskan warga sipil dan berkontribusi pada krisis kemanusiaan di negeri itu.***dtc/mpc/bs

Berikan Komentar:
Exit mobile version