Wina(MedanPunya) Amerika Serikat (AS) mengatakan, genderang perang ditabuh dengan keras di Eropa karena pembicaraan antara Barat dengan Rusia soal Ukraina menemui jalan buntu.
Hal tersebut disampaikan Utusan AS untuk Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) Michael Carpenter dalam pertemuan yang digelar pada Kamis (13/1) di Wina.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, Barat harus mempersiapkan jika ketegangan dengan Moskwa semakin meningkat.
Rusia mengerahkan puluhan ribu pasukannya di perbatasan Ukraina, membuat kahwatir Barat dan Kiev bahwa invasi akan dilakukan.
Di sisi lain, Moskwa mengatakan tidak berencana menyerang Ukraina. Justru Rusia menuntut agar NATO tidak melebarkan pengaruhnya ke timur.
Rusia juga menuntut agar NATO tidak akan pernah mengizinkan Ukraina menjadi anggota aliansi tersebut.
Moskwa juga meminta NATO menarik pasukannya dari negara-negara bekas Uni Soviet di Eropa yang bergabung dengan aliansi tersebut setelah Perang Dingin.
Carpenter mengatakan, Washington tidak akan memberikan pengaruh atau batasan sebuah negara untuk memilih aliansi mereka sendiri.
“Saat ini, kami menghadapi krisis keamanan Eropa. Genderang perang ditabuh dan terdengar keras,” tutur Carpenter.
Carpenter mengatakan, Rusia mengerahkan 100.000 tentaranya yang dilengkapi dengan persenjataan canggih, sistem artileri, sistem peperangan elektronik, dan amunisi di dekat Ukraina.
Dia menuturkan, hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan, apa sebenarnya niat Rusia.
“Kami harus menganggap ini sangat serius. Kami harus bersiap untuk kemungkinan bahwa akan ada eskalasi,” papar Carpenter.
Dia menambahkan bahwa Washington lebih memilih jalur dialog dan mengurangi eskalasi untuk mengurai ketegangan.
Diberitakan sebelumnya, Rusia menyebut pembicaraan keamanan dengan AS dan NATO gagal total.
Moskwa mengatakan, ada ketidaksepakatan yang terus berlangsung tentang masalah-masalah mendasar.
Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan pada Kamis bahwa dua putaran pembicaraan, masing-masing di Jenewa dan Brussels, memang menghasilkan nuansa positif.
Tetapi, lanjut Peskov, Moskwa sedang mencari hasil yang konkret.***kps/mpc/bs