Sanaa(MedanPunya) Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengatakan bahwa serangan mereka terhadap Arab Saudi dan pasukan loyalisnya akan dihentikan jika koalisi militer pimpinan Riyadh itu juga menghentikan serangannya di Yaman.
“Saya berpesan kepada pemerintahan baru Amerika dan Saudi: hentikan serangan Anda dan kami akan menghentikan serangan kami terhadap Anda. Sesederhana itu,” kata Hisham Sharaf, Menteri Luar Negeri di pemerintahan Houthi, yang tidak diakui internasional.
Selama konferensi pers di Sanaa, Sharaf mengomentari serangan dua drone bersenjata yang baru-baru ini mengarah ke Arab Saudi dan pertempuran antara Houthi dan pasukan pemerintah di wilayah Marib. Arab Saudi telah mencegat dua drone itu saat memasuki wilayah kerajaan.
Sharaf mengatakan Houthi melakukan perlawanan terhadap ‘kelompok ekstremis’ di daerah Marib, yang datang untuk mendukung Presiden Yaman, Abedrabbo Mansour Hadi.
Marib, yang berada di sebelah timur ibu kota, adalah benteng terakhir pemerintah Yaman di wilayah utara.
Kekuatan udara Saudi melakukan intervensi terhadap Houthi dan kami ‘berkewajiban untuk menanggapi’, kata Sharaf.
Perang di Yaman dimulai sejak tahun 2014 saat Houthi mengambil kendali ibu kota Sanaa dan terus merebut sebagian besar wilayah utara.
Arab Saudi telah berulang kali menuduh Iran memasok senjata canggih kepada pemberontak Houthi, tapi tuduhan itu dibantah Iran.
AS mengatakan “sangat terganggu dengan serangan Houthi yang terus berlanjut”.
“Kami menyerukan kepada Houthi untuk segera menghentikan serangan yang berdampak pada daerah sipil di Arab Saudi dan untuk menghentikan setiap serangan militer baru di Yaman,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Sharaf membantah adanya anggapan bahwa pihaknya telah melakukan serangan mematikan pada Desember 2020 lalu yang menargetkan pemerintah Yaman di kota kedua Aden.
Dia menyerukan penyelidikan internasional yang “netral” untuk menentukan para pelaku serangan, yang disalahkan pada Houthi tersebut.
Sharaf mengingatkan bahwa Houthi adalah ‘bagian yang sangat penting dari setiap proses perdamaian’ dan tidak bisa diabaikan.
Puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas dan jutaan orang mengungsi dalam perang Yaman, yang disebut PBB sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.***dtc/mpc/bs