Kiev(MedanPunya) Presiden Rusia Vladimir Putin diumpamakan menodongkan pistol ke kepala Ukraina dalam upaya untuk menggertak Barat.
Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson saat mengunjungi ibu kota Ukraina, Kiev, pada Selasa (1/2).
Negara-negara Barat berulangkali menuding Rusia mengerahkan sekitar 100.000 tentaranya di dekat perbatasan dengan Ukraina. Mereka khawatir Moskwa bisa menyerang Ukraina kapan saja.
Sementara itu, para pejabat Moskwa menuding Barat dicengkeram oleh Russophobia dan mereka tidak memiliki hak untuk menceramahi Rusia.
Johnson mengatakan, Putin membahayakan situasi pasca-Perang Dingin dengan menebar pengaruh yang akan kembali memecah Eropa.
“Dia mencoba, dengan menodongkan pistol ke kepala Ukraina, dengan mengintimidasi Ukraina, untuk membuat kita mengubah cara kita melihat sesuatu yang benar-benar fantastis,” kata Johnson.
Dia menambahkan, ketika Tembok Berlin runtuh pada 1989, Eropa memasuki babak baru yang utuh dan bebas.
“Negara mana pun dapat memilih nasib kedaulatannya yang independen di seluruh daratan Eropa. Itu adalah hal yang fantastis,” tutur Johnson.
Setelah harus membatalkan panggilan telepon dengan Putin pada Senin (31/1/2022), Johnson mengatakan dia akan berbicara dengan pemimpin Rusia tersebut pada Rabu (2/2).
Johnson menambahkan, setiap invasi ke Ukraina akan direspons dengan perlawanan yang sangat sengit dan berdarah.
“Ada 200.000 pria dan wanita di Ukraina, mereka akan melakukan perlawanan yang sangat, sangat sengit dan berdarah,” kata Johnson bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Dia menambahkan, Rusia harus mempertimbangkan hal tersebut. Johnson juga berharap Putin meredakan konflik dan beralih ke jalur dialog.
Johnson menepis anggapan bahwa Inggris dan AS membesar-besarkan ancaman Rusia.
Dia juga memperingatkan bahwa London akan menjatuhkan sanksi pada kepentingan komersial strategis Rusia beserta individunya apabila Ukraina diserbu lagi.
Pada Selasa, Putin menuturkan bahwa Barat mengabaikan kekhawatiran utama Rusia soal jaminan keamanan yang mengikat secara hukum.
“Sudah jelas sekarang bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan,” kata Putin.
Dia menambahkan, sebenarnya dia berharap agar dialog tentang Ukraina terus dilakukan sekaligus menghindari skenario negatif termasuk perang.***kps/mpc/bs