Islamabad(MedanPunya) Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, menuai kemarahan publik setelah melontarkan komentar kontroversial soal kasus pemerkosaan. Dalam komentarnya, Khan menyalahkan para korban pemerkosaan yang disebutnya memakai pakaian minim.
Khan yang mantan pemain kriket dan dikenal playboy ini melontarkan komentar kontroversial itu dalam acara televisi Axios. Dia menyebut bahwa cara wanita berpakaian mempengaruhi perilaku kaum pria.
Komentar itu langsung menyulut kemarahan publik, terutama para aktivis wanita dan hak asasi manusia (HAM).
“Jika seorang wanita mengenakan pakaian minim, itu akan berdampak pada pria kecuali mereka robot. Itu nalar wajar,” ucap Khan dalam komentar berbahasa Inggris ketika ditanya soal maraknya tindak kekerasan seksual dan pemerkosaan di Pakistan.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal apa yang dimaksud dengan ‘sedikit pakaian’ di negara yang sebagian besar wanitanya memakai pakaian konservatif.
Menanggapi komentar kontroversial Khan, belasan kelompok pejuang hak wanita, termasuk Komisi HAM Pakistan, merilis pernyataan gabungan pada Kamis (24/6) waktu setempat, yang isinya menuntut permintaan maaf dari sang PM Pakistan.
“Ini secara berbahaya menyederhanakan dan hanya memperkuat persepsi umum dari publik bahwa wanita korban yang ‘mengetahui’ dan pria penyerang yang ‘tidak berdaya’,” demikian bunyi pernyataan gabungan tersebut.
“Ini memberikan impunitas kepada pelaku pemerkosaan, sodomi dan pelaku pencabulan,” sebut kepala Institut Pendidikan dan Penelitian Buruh Pakistan, Karamat Ali, yang ikut menandatangani pernyataan gabungan itu.
Aksi protes pada akhir pekan digelar di kota-kota besar seperti Karachi dan Lahore untuk memprotes komentar Khan.
Awal tahun ini, Khan dituduh ‘bodoh’ oleh kelompok HAM ternama setelah dia menyarankan wanita untuk menutupi dirinya demi mencegah pemerkosaan. Tim media PM Pakistan bersikeras bahwa komentar yang disampaikan dalam bahasa Urdu itu telah disalahpahami.
Korban tindak kekerasan seksual seringkali dipandang dengan kecurigaan dan laporan kriminal soal pemerkosaan sangat jarang diselidiki secara serius di Pakistan. Kebanyakan warga Pakistan hidup di bawah kode ‘kehormatan’ di mana wanita yang membawa ‘rasa malu’ pada keluarganya bisa menjadi sasaran tindak kekerasan atau pembunuhan oleh keluarganya sendiri.
Pakistan secara rutin menempati posisi sebagai salah satu tempat terburuk di dunia bagi kesetaraan gender.
“Membuat hati saya bergidik untuk memikirkan bagaimana banyak pemerkosaan merasa divalidasi pada hari ini dengan Perdana Menteri mendukung kejahatan mereka,” sebut salah satu aktivis hak wanita, Kanwal Ahmed, dalam komentar via Twitter.
Unjuk rasa nasional pecah tahun lalu ketika seorang kepala kepolisian setempat menegur korban pemerkosaan bergiliran karena dia mengemudi pada malam hari tanpa pendamping pria. Wanita keturunan Prancis-Pakistan itu diserang di depan anak-anaknya setelah mobilnya kehabisan bahan bakar.***dtc/mpc/bs