Washington(MedanPunya) Presiden Rusia Vladimir Putin disesatkan oleh para penasihat yang terlalu takut untuk mengatakan kepadanya betapa buruknya perang di Ukraina dan betapa merusaknya sanksi-sanksi Barat.
Hal itu disampaikan sejumlah sumber dari Gedung Putih dan Eropa.
Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari dan belum berhenti sampai sekarang. Namun, serangan tersebut rupanya mendapat perlawanan yang keras dari Ukraina.
Pasukan Ukraina bahkan telah merebut kembali sejumlah wilayah yang sempat diduduki oleh pasukan Rusia, bahkan ketika masih banyak warga sipil yang terjebak di kota-kota yang terkepung.
“Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan pemimpin militernya,” kata Direktur Komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield kepada wartawan dalam konferensi pers.
“Kami percaya bahwa Putin disesatkan oleh para penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya,” imbuh Bedingfield.
Bedingfield mengatakan, Washington sengaja memaparkan informasi intelijen tersebut untuk menunjukkan kesalahan strategis Rusia.
Kremlin tidak segera berkomentar tentang pernyataan tersebut. Kedutaan Rusia di Washington juga tidak segera menjawab permintaan komentar.
Keputusan Washington untuk membagikan intelijennya secara lebih terbuka mencerminkan strategi “Negeri Paman Sam” yang telah dilakukan sejak sebelum perang dimulai.
Seorang pejabat AS kedua menambahkan, pemaparan informasi intelijen dari AS juga dapat memperumit perhitungan Putin.
“Ini berpotensi berguna. Apakah itu menabur pertikaian di jajarannya? Itu bisa membuat Putin mempertimbangkan kembali siapa yang bisa dia percayai,” kata pejabat tersebut.
Seorang diplomat senior Eropa mengatakan, penilaian intelijen AS itu sejalan dengan analisis dari Eropa.
“Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalahnya jika dikelilingi ‘yes man’ atau hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang,” kata diplomat itu.
Dua diplomat Eropa menuturkan, para wajib militer Rusia diberitahu bahwa mereka mengambil bagian dalam latihan militer.
Tetapi, mereka harus menandatangani dokumen sebelum invasi yang memperpanjang tugas mereka.
“Mereka disesatkan, dilatih dengan buruk dan kemudian tiba untuk menemukan wanita tua Ukraina yang tampak seperti nenek mereka meneriaki mereka untuk pulang,” tambah salah satu diplomat.
Diplomat tersebut menambahkan, saat ini belum ada indikasi bahwa situasi sekarang dapat mendorong pemberontakan di antara militer Rusia.
Namun, lanjutnya, situasinya masih belum bisa tidak dapat diprediksi dan Barat terus berharap bahwa orang-orang yang tidak bahagia akan angkat bicara.
Sejumlah analis militer mengatakan, Rusia telah membingkai ulang tujuan perangnya di Ukraina dengan cara yang dapat memudahkan Putin untuk mengeklaim kemenangan yang menyelamatkan mukanya meski pasukan Rusia mengalami kemunduran.***kps/mpc/bs