Moskow(MedanPunya) Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina untuk membela separatis di timur negara itu.
“Saya telah membuat keputusan operasi militer,” katanya dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 6 pagi waktu setempat.
Sebelumnya, Ukraina memberlakukan kondisi darurat dan mengatakan kepada warganya di Rusia untuk segera pergi.
Moskwa juga mulai mengevakuasi kedutaan besar Rusia di Kiev, yang meningkatkan kekhawatiran akan serangan militer habis-habisan.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/2) mengatakan, Putin sudah sesiap mungkin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina.
AS juga mengeklaim, hampir 100 persen pasukan militer Rusia sudah siap melakukan invasi.
“Kami hari ini menilai bahwa dia mendekati 100 persen dari semua pasukan yang kami antisipasi akan dikerahkan. Sudah hampir 100 persen,” kata seorang pejabat pertahanan AS kepada wartawan tanpa menyebut nama.
Warga Ukraina membeli senjata, amunisi, dan senapan sniper menjelang kemungkinan invasi Rusia.
Antrean panjang terlihat di dalam toko senjata pada Rabu (23/2), menurut pantauan The Guardian.
Dengan pengumuman aktifnya kondisi darurat Ukraina, parlemen negara itu menyetujui rancangan undang-undang yang memberi izin kepada warga Ukraina membawa senjata api.
Kondisi berubah total dari sebelumnya ketika warga Ukraina dilarang keluar rumah dengan membawa senjata mematikan.
Kebanyakan warga Ukraina baik laki-laki maupun perempuan belajar menembak di sekolah.
Sekitar 400.000 orang diperkirakan memiliki pengalaman tempur, menyusul pencaplokan Crimea oleh Rusia pada 2014, dan pemberontakan bersenjata yang didukung Moskwa di Ukraina timur.
Namun, ancaman dalam beberapa hari terakhir dari kemungkinan serangan di Kiev mendorong warga bergegas membeli senjata, fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Toko senjata yang menjual beberapa senapan, seperti AR-10 dan AR-15 sekarang sangat sibuk.***kps/mpc/bs