Moskow(MedanPunya) Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina, yang diluncurkan bulan lalu untuk memukul mundur pasukan Moskow, telah gagal.
Ukraina memulai perlawanan tersebut setelah menimbun senjata dari negara-negara Barat dan membangun kekuatan ofensifnya.
“Semua upaya musuh untuk menerobos pertahanan kami… mereka belum berhasil sejak ofensif dimulai. Musuh tidak berhasil,” kata Putin dalam wawancara televisi.
Sebelumnya, Ukraina pada hari Jumat lalu mengakui tentang pertempuran yang sulit dengan pasukan Rusia.
“Hari ini kemajuannya tidak begitu cepat,” kata Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, kepada wartawan.
Otoritas Ukraina pada Jumat lalu mengatakan pasukannya telah maju hampir dua kilometer di sepanjang garis depan selatan selama seminggu terakhir.
Mykola Urshalovych, perwakilan senior Garda Nasional, mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan telah bergerak menuju kota Melitopol yang diduduki selama serangan yang sedang berlangsung.
Pada hari Minggu, militer Ukraina mengatakan sedang melakukan operasi ofensif terhadap Melitopol dan Berdyansk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa lambatnya pengiriman senjata yang dijanjikan telah menunda serangan balasan Kyiv. Zelensky pun meminta Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk menyediakan senjata dan artileri jarak jauh.
Pekan lalu, Ukraina telah menerima pasokan bom cluster atau bom curah dari Amerika Serikat (AS). Otoritas Kyiv pun berjanji akan membatasi penggunaan bom cluster itu, yang dilarang di lebih dari 100 negara itu, dengan hanya akan menggunakannya untuk mengusir posisi tentara musuh di wilayahnya.
Juru bicara distrik militer selatan Ukraina atau Tavria, Valeryi Shershen, mengonfirmasi pengumuman oleh komandannya pada Kamis (13/7) waktu setempat bahwa persenjataan itu telah tiba di wilayahnya sekitar seminggu setelah AS mengumumkan akan memasoknya.
Pasokan bom cluster oleh Washington itu menjadi bagian dari paket bantuan keamanan senilai total US$ 800 juta. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS juga mengumumkan kedatangan pasokan bom cluster itu di wilayah Ukraina.
Rusia sebelumnya mengecam pasokan bom cluster ke Ukraina. Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu bahkan mengancam bahwa Moskow akan bisa menggunakan senjata serupa jika berhadapan dengan penggunaan bom cluster di medan perang.
Para pejabat Kyiv mengatakan bahwa pengerahan bom cluster dibenarkan mengingat penanaman ranjau di area yang luas oleh Rusia di wilayah Ukraina yang diduduki pasukannya.
Ukraina melancarkan serangan belasan sekitar 500 hari usai Rusia menginvasi wilayahnya, dengan fokus merebut wilayah-wilayah di bagian tenggara dan area sekitar Bakhmut, yang dikuasai pasukan Rusia sejak Mei lalu.
“Ini akan semakin melucuti motivasi pasukan pendudukan Rusia dan secara mendasar mengubah hal-hal yang mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina,” tutur Shershen saat berbicara kepada Radio Liberty yang didanai AS.***dtc/mpc/bs