Wina(MedanPunya) Pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran terhenti tanpa kesepakatan pada Jumat (11/3).
Para perunding meninggalkan Wina dengan sejumlah kecil masalah yang belum terselesaikan, setelah tuntutan baru Rusia yang diperkenalkan pekan lalu memperumit kesepakatan potensial.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa “jeda” dalam pembicaraan di ibu kota Austria “diperlukan, karena faktor eksternal.”
“Sebuah teks akhir pada dasarnya sudah siap dan di atas meja,” tulisnya di Twitter.
“Sebagai koordinator, saya bersama tim saya akan terus berkomunikasi dengan semua peserta #JCPOA dan AS untuk mengatasi situasi saat ini dan untuk menutup kesepakatan,” katanya.
Baik Borrell maupun juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price tidak mengatakan secara langsung bahwa tuntutan baru oleh Moskwa, termasuk di antara “faktor eksternal” itu.
Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Moskwa menginginkan jaminan tertulis, bahwa sanksi yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina tidak akan berdampak pada kesepakatan dengan Teheran kedepannya.
“Saya akan bekerja dengan semua delegasi untuk mengatasi situasi ini,” kata Mora
Selama hampir satu tahun, negosiasi di Wina sudah beberapa kali putus-nyambung, dengan para negosiator mencoba menyelamatkan perjanjian, yang ditinggalkan AS di bawah pemerintahan Donald Trump.
Iran selanjutnya semakin melanggar komitmennya berdasarkan kesepakatan itu. Para pejabat AS dan Eropa mengatakan kemajuan nuklir Teheran membuat waktu hampir habis sebelum perjanjian, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan, atau JCPOA, menjadi tidak berlaku.
Utusan Khusus AS untuk Iran Rob Malley dan timnya telah kembali ke Amerika Serikat (AS), saat tahap akhir negosiasi kesepakatan nuklir Iran ditangguhkan, kata Departemen Luar Negeri AS, Jumat (11/3).
“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, ini adalah negosiasi yang kompleks, kami masih mengerjakan sejumlah (masalah), jumlah yang sangat kecil. Tetapi masih ada beberapa masalah yang tidak diragukan lagi merupakan hal yang sulit,” kata Price pada konferensi pers Jumat (11/3).
“Perlu ada keputusan yang dibuat di tempat-tempat seperti Teheran dan Moskwa, dan jika kemauan politik itu ada, jika keseriusan tujuan itu ada, kami tetap yakin bahwa kami dapat mencapai kepatuhan bersama dalam waktu yang cukup singkat,” katanya.
Price menegaskan kembali bahwa AS melihat pembicaraan Iran dan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina sebagai “sepenuhnya tidak terkait”.
AS juga telah menjelaskan kepada Rusia “bahwa kami tidak berniat menawarkan atau menyertakan sesuatu yang baru atau spesifik kepada Rusia terkait hal sanksi ini.”
“Kami menyesali jeda itu,” utusan China untuk pembicaraan itu Wang Qun mengatakan kepada wartawan di Wina pada Jumat (11/3).
Setelah permintaan baru Lavrov pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran menanggapi dengan mengatakan Iran “tidak akan membiarkan faktor eksternal” mempengaruhi kepentingan nasional negaranya.
Pada Kamis (10/3), dia mengatakan bahwa “upaya untuk mencapai kesepakatan yang baik & tahan lama terus berlanjut; itu dapat dicapai jika AS bertindak secara realistis & konsisten.”
“Tidak ada satu pihak pun yang dapat menentukan hasil akhir; upaya bersama diperlukan. Tujuan (utama) harus dikedepankan,” tulis Hossein Amir-Abdollahian di Twitter.
Utusan Rusia, Mikhail Ulyanov secara terpisah mengatakan kepada wartawan bahwa “kesimpulan kesepakatan tidak hanya bergantung pada Rusia, ada aktor lain yang membutuhkan waktu tambahan dan memiliki kekhawatiran.”***kps/mpc/bs